“Ada juga jenis ikan purinasi atau teri yang kulitnya putih, dulu jarang ada dipesisir, bisa kita dapat kecuali pergi jauh ke laut. Tapi sekarang didekat-dekat pesisir sudah ada, tinggal di sendok pakai jaring-jaring kecil saja,” beber Hayyun.
Senada, La Uma (28), nelayan di Desa Boneatiro mengatakan, jika dulu hasil tangkapan lebih sering dijual dipasar atau hanya sekedar dibawa pulang, kini dapat dijual ke pengumpul.
“Dulu jarang dibawa ke pengumpul karena ukuran dan beratnya tidak memenuhi. Jadi langsung dijual kepasar. Tapi sekarang adanya KLA membuat hasil tangkapan nelayan lebih banyak dan ukuran ikannya lebih besar. Jadi bisa dijual kepengumpul dengan harga jual yang lumayan,” terang La Uma.
Sementara itu, Kepala Desa Boneatiro Barat, Ilyas mengatakan, program PAAP sangat membantu masyarakat di Desa Boneatiro. Apalagi hampir 90 persen masyarakat berprofresi sebagai nelayan.
“Hampir 90 persen mata pencahariannya sebagai nelayan. Kami bersyukur ada program PAAP disini. Dimana manfaatnya besar skali, yakni melindungi habitat dilaut degan adanya pembatasan atau KLA,” ungkap Ilyas.
Ditempat yang sama, Penyuluh Perikanan DKP Buton, Sri Hermawaty mengatakan, saat ini kawasan KLA ada di dua lokasi, di Pulau Panjang dan Pulau Pendek Kecamatan Kapontori.
Discussion about this post