Hakeng menyebut, potensi sumber daya perikanan tangkap di NTT berdasarkan data dari KKP terbilang besar. Namun yang dikelola masih rendah, baru sekitar 40% dari potensi lestari yaitu sebesar 388,7 ton per tahun dengan tangkapan utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan tuna, cakalang, tenggiri, selar, kembung dan ikan demersal yaitu berupa ikan kerapu, kakap, lobster, cumi, kerang dan lain-lain.
Dengan adanya perhelatan KTT ASEAN ke-42 ini diharapkan sebagai langkah untuk lebih memasarkan potensi pariwisata yang ada di NTT.
“Provinsi NTT juga memiliki spot-spot pariwisata bahari yang tidak kalah menariknya dari provinsi Indonesia lainnya. Labuan Bajo menyimpan keindahan alam keragaman hayati bawah laut. Potensi pariwisata bahari di NTT tentu sangat menjanjikan, dapat untuk diving, surfing, snorkeling, ataupun fishing, karena wilayah lautnya yang luas. Gelombang laut yang menarik untuk peselancar dapat ditemukan di Nemberala Rote. Kemudian Alor yang memiliki taman laut yang sangat indah,” beber Hakeng.
KTT ASEAN ke-42 yang mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, menunjukkan kemampuan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan seperti disebutkan Presiden Jokowi, dalam keterangannya di Labuan Bajo, Senin 8 Mei 2023.
Hal tersebut kata Hakeng sangat tepat untuk dapat membangkitkan semangat masyarakat NTT khususnya para pemuda agar mencintai sektor kemaritiman.
KTT ASEAN ke-42 ini, menurut Hakeng dapat dijadikan sebagai ajang diplomasi maritim antara pemerintah Indonesia dengan Vietnam terkait batas laut serta penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan juga dengan beberapa negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Discussion about this post