<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Beberapa waktu lalu, tim operasional gabungan Ditresnarkoba Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menangkap pengedar narkoba jenis sabu di depan rumahnya, Jalan Jambu, Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari. Ia adalah pria berinisial H (49) yang mengaku merupakan pengedar narkotika jaringan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kendari. Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (kemenkumham) Sultra, Muslim membantah jika pelaku merupakan pengedar jaringan Lapas Kendari. "Kami telah klarifikasi lewat introgasi pelaku yang dimonitori langsung oleh pihak Polda dan BNN, tidak ditemukan bukti bahwa itu jaringan Lapas Kendari," kata Muslim, Senin 15 Januari 2021. Menurutnya, beberapa kasus serupa sudah pernah terjadi, dimana pelaku pengedar narkotika mengaku pengedar narkotika jaringan Lapas Kelas II A Kendari. "Ada beberapa yang memang jaringan lapas, tapi ada juga yang bukan. Ternyata lapas ini jadi bidikan pelaku pengedar sabu. Yang melakukan peredaran sabu itu mungkin merasa terdesak dan punya kerabat di lapas jadi dia hanya sebut saja," beber Muslim. Sementara itu, Kepala Lapas II A Kendari, Abdul Samad Dama mengatakan, untuk menghindari pengedaran narkotika di Lapas Kendari, pihaknya rutin mengadakan pengecekan atau penggeledahan kamar tahanan. "Setiap minggu sekali kita lakukan penggeledahan rutin. Bahkan ada penggeledahan mendadak atau insidentil," terang Samad. Tak hanya itu, penjagaan juga dilakukan dibagian luar atau halaman lapas, sebab beberapa kejadian ada oknum tak dikenal sengaja melempar sesuatu ke lapas yang ternyata isinya narkotika. "Pernah dimalam tahun baru 2021, orang asing tiba-tiba melempar sesuati ternyata isinya sabu smpai 40 gram dan estasi 40 butir. Pernah juga lempar bola kasti isinya sabu," terang Samad. Selain penjagaan, ada beberapa jenis makanan dari pengunjung lapas untuk narapidana yang tak diperbolehkan masuk kedalam lapas. "Karena sudah banyak kasus sabu dimasukkan dalam makanan, pernah dalam ketupat, tulang kondro dan lain-lain. Tapi alhamdulillah semua telah kita gagalkan," tutup Samad. Penulis: Yeni Marinda
Discussion about this post