<strong>PENASULTRAID, JAKARTA</strong> - Kiprah lifter (atlet) angkat besi senior Eko Yuli Irawan yang sudah lima kali tampil di ajang Olimpiade dinilai luar biasa. Pada Olimpiade Paris 2024, Eko Yuli kembali dijagokan mampu memperbaiki prestasinya di ajang bergengsi ini. Namun, apa hendak dikata, Eko Yuli harus bersaing ketat dengan seterunya asal China, Li Fabin yang juga telah memasuki usia kepala tiga. Keduanya harus bersaing dengan lifter debutan yang usianya masih jauh dibawah keduanya. Eko Yuli gagal meraih medali setelah gagal dalam tiga percobaan angkatan clean and jerk. Usai tampil Eko Yuli harus dipapah ke belakang panggung karena cedera. "Selama 3 bulan terakhir pascakualifikasi Olimpiade, Eko Yuli harus mendapatkan penanganan cedera dengan sangat serius. Ia dipantau oleh tim medis dan measure di setiap latihan yang dijalaninya," kata Kabid Binpres PABSI, Hadi Wihardja ketika dihubungi, Jumat 9 Agustus 2024. Untuk memulihkan cedera yang dialaminya itu, kata Hadi, Eko Yuli hanya diwajibkan mengikuti 5 dari 7 babak kualifikasi Olimpiade. "Sambil ditangani oleh tim medis, Eko Yuli Irawan menjalani recovery dan hanya tampil di 5 event babak kualifikasi. Sudah cukup untuk meloloskannya," katanya. Hadi juga mengatakan, selama menjalani Training Camp (TC) dua minggu di Montpelier Paris, Prancis, kepelatihan berjalan tanpa kendala berarti. "Eko Yuli Irawan telah berjuang semaksimal mungkin. Ia tampil sangat luar biasa. Ia merupakan motivator bagi adik-adiknya," papar Hadi seraya mencontohkan hal serupa juga dialami seteru Rizki Juniansyah, Shi Zhiyong di kelas 73kg. "Bisa disaksikan Shi Zhiyong gagal melakukan clean and jerk seberat 191kg karena cederanya belum pulih benar, apalagi disitu usianya yang juga sudah kepala tiga," pungkasnya. Lifter yang tampil di kelas 61kg itu tercatat empat kali pulang membawa medali. Kiprah Eko Yuli tampil di Olimpiade dimulai pada 2008 di Olimpiade Beijing dengan meraih medali perunggu di kelas 56kg. Prestasi itu diulanginya pada Olimpiade London 2012, namun medali itu diperolehnya di kelas 62kg. Tampil konsisten, lifter kelahiran Lampung, 24 Juli 1989 itu kemudian berhasil merubah medali perunggu menjadi perak di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016. Kemudian, raihan medali perak kembali dibawa pulang Eko Yuli dari Olimpiade Tokyo 2020. <strong>Penulis: Eko Julianto</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/NPeICX_dH8g?si=PHtyH3-mwiyZXFPh
Discussion about this post