“Di sini (Biak Numfor) ikan ada dimana-mana, saya harap Sumber Daya Alamnya bisa dimanfaatkan dengan optimal untuk masyarakatnya,” kata Hasto.
Berdasarkan data SSGI 2022, Kabupaten Biak Numfor adalah salah satu dari 10 kabupaten yang mengalami penurunan prevalensi stunting yakni sebesar 6,7 persen. Pada 2022 angka prevalensi stunting Biak Numfor berada pada angka 27,3 persen dari sebelumnya 34 persen pada 2021.
Hasto Wardoyo juga menegaskan dalam hal mengkolaborasikan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN hadir bukan untuk membatasi jumlah anak tapi untuk menjaga kualitasnya, sehingga jarak kelahiran perlu untuk dijaga.
Dalam kunjungan kerja itu, rangkaian kegiatan yang dikunjungi Kepala BKKBN meliputi penguatan pada Rakerda, launching Klinik Fertilitas Kabupaten Biak Numfor, kegiatan di Kampung KB Samau, dan Forum Diskusi bersama 9 Bupati di Provinsi Papua serta Pengukuhan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Sementara itu Kepala Biro Perencanaan BKKBN Dr. Wahidin dalam materinya tentang Evaluasi DAK Sub Bidang KB TA 2022 dan Sosialisasi Petunjuk Teknik DAK Sub Bidang KB TA 2023 menyampaikan bahwa upaya pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting membutuhkan komitmen sinergitas dan koordinasi pelaksanaan kegiatan prioritas di seluruh tingkatan wilayah.
Menutup paparannya, Wahidin berharap agar sumber daya anggaran yang telah tersedia melalui DAK Fisik Subbidang KB dan BOKB agar dapat benar-benar dimanfaatkan secara maksimal, dilaksanakan secara tepat waktu dan tepat sasaran, agar manfaat yang diterima oleh masyarakat lebih optimal.
Discussion about this post