<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener noreferrer" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1615639883159000&usg=AFQjCNFl5WYd3_yu348bE5Ix5rRD2aLdVA">PENASULTRA.ID</a>, KENDARI</strong> – PT. Trinitan Metals and Minerals (PURE) menggelar Public Expose Insidentil secara virtual melalui aplikasi Zoom, Jumat 18 September 2020. Dalam publik expose ini, Direktur Utama PURE, Petrus Tjandra memaparkan perkembangan kegiatan usaha emiten yang bergerak dibidang pengembangan teknologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan dan eksplorasi tambang tersebut. Menurutnya, PURE akan fokus dalam pengembangan teknologi pengolahan dan pemurnian mineral, pengembangan sumber bahan baku untuk pengolahan lead (Pb). “Agar mengurangi impor lead bullion, pengelolaan limbah tambang serta eksplorasi dan produksi hasil tambang, seperti galena dan emas,” kata Petrus melalui rilis persnya. Ia mengaku, saat ini, PURE telah melakukan pendaftaran hak paten pengembangan teknologi Step Temperature Acid Leach (STAL) yang merupakan inovasi karya anak bangsa dalam pengolahan nikel dan kobalt berbasis hidrometalurgi. “PURE juga dalam proses untuk mendapatkan sertifikat serta validasi oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,” beber Petrus. Tak hanya itu, usaha emiten yang bergerak dibidang pengembangan teknologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan dan eksplorasi tambang tersebut juga berencana membawa entitas anak usahanya, PT Hydrotech Metals Indonesia Initial Public Offering (IPO) di Kanada. “Untuk memperluas akses investor global terhadap penerapan STAL Technology. Karena di sana sangat fokus dan bersaing untuk sektor teknologi pertambangannya,” ungkap Petrus. Selain STAL Technology, tambahnya, PURE juga sedang dalam proses bekerjasama dengan berbagai pihak seperti BATAN, PT TIMAH, BPPT dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu untuk mengembangkan teknologi pemurnian mineral, termasuk Logam Tanah Jarang. “Alasan kami memilih KEK-Palu karena dilalui oleh Khatulistiwa dan terletak di Alur Laut Kepulauan Indonesia. Sehingga memudahkan untuk eksport dengan biaya logistik yang murah,” ungkapnya. “Dan KEK merupakan Kawasan Industri yang mendapat begitu banyak kemudahan dan fasilitas insentif dari pemerintah. Dan sudah memiliki banyak fasilitas infrastruktur pendukung industri,” tutup Petrus Tjandra. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=oPZj98jH0KQ
Discussion about this post