PENASULTRA.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) terus mendorong iklim investasi tetap kondusif dan sektor pariwisata agar berkembang, seiring dengan terkendalinya pandemi COVID-19.
Untuk itu, media massa dan insan pers diharapkan turut menyebarkan optimisme di tengah masyarakat dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Kita lihat di luar negeri, media memberitakan tentang resesi sehingga terjadi kepanikan di masyarakat. Pengusaha menahan ekspansi usahanya, sebagian nasabah berbondong-bondong menarik dana di bank,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam ‘Seminar Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia’ yang diinisiasi PWI Pusat di Jakarta, Kamis 27 Oktober 2022.
Menurut dia, seluruh komponen masyarakat termasuk pers, perlu berkontribusi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Meski di sisi lain, tantangan ekonomi dan krisis global terus membayangi perekonomian di Tanah Air.
“Lockdown atau pembatasan skala kecil seperti kita PPKM membuat aktivitas ekonomi menjadi terhenti karena orang berada di dalam rumah,” ulas Iskandar.
Ketika semua orang di rumah maka sulit memproduksi barang.
“Tidak mungkin kita melalui zoom atau seminar seperti sekarang. Sehingga akhirnya apa yang terjadi, disrupsi,” lanjut dia.
Agar perekonomian terus berjalan pada masa pandemi COVID-19, pemerintah mengambil sejumlah langkah di antaranya implementasi UU Cipta Kerja, pemberian stimulus fiskal, hingga optimalisasi tim pengendali inflasi di tingkat pusat dan daerah.
“Sekali lagi peran media dibutuhkan untuk mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah agar tata kelolanya dalam jalur yang benar,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesis (PWI) Pusat, Atal S Depari mengurai, menuju pemulihan ekonomi, saat ini justru dihadapkan ancaman dunia yang serius. Konflik geopolitik pascapandemi telah memicu berbagai krisis. Dunia diliputi ketidakpastian dan kegelapan.
“Kondisi hari ini membuat banyak sektor harus siaga penuh dalam mempersiapkan keadaan terburuk yang mungkin dapat hadir,” ujar Atal dalam sambutan pembukanya.
Discussion about this post