<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) membukukan catatannya mengenai angka keluarga dengan risiko stunting yang ditinjau dari faktor sumber air minum tak layak. Cukup mencengangkan memang. Jumlahnya mencapai 38.716. Dari total keseluruhan keluarga di Sultra sebanyak 604.791, BKKBN mengambil sampel sasaran sebanyak 380.662 keluarga. Hasilnya, jumlah keluarga sasaran berisiko stunting pada sumber air minum tak layak terbanyak di Kabupaten Muna yakni 5.728 keluarga. Namun, dari segi persentase air minum tak layak terbanyak ada di Kabupaten Buton Selatan (Busel) sebesar 31,19 persen. Sedang Muna, persentasenya sebesar 21,68 persen. Kemudian secara berturut-turut Wakatobi 20,84 persen, Kolaka Utara 13,42 persen. Buton 10,58 persen, Muna Barat 10,28 persen, Kolaka Timur 10,18 persen dan Buton Utara 9,49 persen. Selanjutnya, Kabupaten Kolaka 9,79 persen, Buton Tengah 8,48 persen, Konawe 8,19 persen, Konawe Selatan 7,91 persen, Konawe Utara 7,47 persen, Konawe Kepulauan 7,03 persen, Kota Kendari 5,68 persen, Bombana 5,10 persen dan terakhir Kota Baubau sebesar 2,39 persen. Kepala BKKBN Sultra, Asmar mengatakan terdapat beberapa faktor lingkungan yang dapat menghambat pertumbuhan anak maupun balita. Salah satu yang memengaruhi pertumbuhan anak itu adalah faktor sumber air minum tak layak dengan kategori selain dari air kemasan, ledeng atau PAM, sumur bor, dan sumur terlindungi. "Dari segi persentase air minum tak layak terbanyak ada di Kabupaten Buton Selatan sebesar 31,19 persen," kata Asmar, Sabtu 21 Mei 2022. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=XPTfDD4NCEg
Discussion about this post