“Belajar bahasa isyarat di sini membuka perspektif baru bagi saya sebagai pengajar. Saya jadi lebih memahami tantangan yang dihadapi siswa Tuli, dan ini sangat membantu saya dalam membangun komunikasi yang lebih empatik di sekolah,” kata Ratnawati.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak seperti DPRD Dapil Madidir-Girian, Dinas Sosial, DP3A, Lurah Kadoodan, KALEB Community, TBM Teman Luar Biasa, dan PPDFI—yang kesemuanya menunjukkan sinergi dalam mendukung kesetaraan hak dan inklusi sosial di Kota Bitung.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw menegaskan, program PADU merupakan bagian dari CSR berkelanjutan Pertamina yang sejalan dengan prinsip SDGs.
PADU menjadi bukti bahwa inklusi sosial dapat diwujudkan melalui pendekatan berbasis keterampilan dan teknologi. Program ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 10 (Pengurangan Ketimpangan), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
“Kami berharap program ini dapat terus tumbuh dan menjadi model pemberdayaan yang berkelanjutan di berbagai wilayah,” Fahrougi memungkas
Dengan terus memperkuat sinergi antar pihak, Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Bitung berkomitmen untuk menghadirkan program-program CSR yang adaptif, partisipatif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
PADU diharapkan tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga simbol kolaborasi untuk menciptakan masyarakat yang setara, inklusif, dan berdaya secara berkelanjutan.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post