“Kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi bencana adalah kunci untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. Melalui pelatihan ini, kami berharap para peserta dapat memahami langkah-langkah preventif, mitigasi, serta tindakan darurat saat menghadapi kebakaran,” kata Adhi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, H. M. Makmur mengatakan mengapresiasi tim Pertamina yang mengadakan pelatihan tanggap bencana ini. Hal ini dinilai sebagi langkah konkret dalam memperkuat kapasitas masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menghadapi risiko bencana.
“Kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap ancaman kebakaran,” ujar Makmur.
Pelatihan yang dilakukan diawali dengan pemaparan teori tentang api serta proses ideal dalam evakuasi, kemudian dilanjutkan dengan simulasi evakuasi, dan penanggulangan bencana kebakaran serta praktik penggunaan alat pemadam api ringan (Apar) oleh guru-guru dan staff sekolah didampingi oleh Damkar, BPBD dan Tim HSSE Fuel Terminal parepare.
Praktek pelatihan dan simulasi yang diadakan di halaman sekolah berakhir dengan diberikannya unit Apar kepada perwakilan sekolah SMPN 2 Parepare yang diterima langsung oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Parepare didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Pemadam kebakaran, Kepala BPDB Kota Parepare, dan Bapak Ibu Guru SMPN 2 Parepare.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampow, mengatakan, Program Sekolah Tanggap Bencana 2025 adalah bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga Sulawesi dalam mendukung terciptanya lingkungan yang aman dan tangguh terhadap bencana, khususnya di institusi pendidikan.
Discussion about this post