“Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi selama ini juga menjadi mitra yang baik dalam berkomitmen dan berkontribusi terhadap penyediaan BBM Subsidi maupun Nonsubisidi serta pemenuhan terhadap kewajiban pembayaran PBBKB tiap tahunnya,” ujar Hasbullah.
Sementara itu, General Secretary in Indonesian Nickel Miners Association atau APNI, Meidy Katrin Lengkey mengatakan, Indonesia berada di wilayah golden triangle sehingga kedepannya dari nikel ini masyarakat lebih sejahtera dan pengusaha bisa tersenyum bahagia.
“Mari kita bersama sama menciptakan value added sehingga kedepannya dari nikel ini bisa menciptakan negara yang maju dan jaya, masyarakat lebih sejahtera dan pengusaha lokal bisa dapat hak yang sama dalam berbisnis nikel ini,” tutur Meidy.
Materi terakhir disampaikan oleh Project Coordinator Utility & Waste Management Pertamina Patra Niaga Pusat, Sofyan Dwi Hadi mengatakan, limbah tambang nikel merupakan limbah kategori Non-B3 yang dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi bahan konstruksi dan subbase jalan.
“Selain itu benefitnya dalam dokumen pendukung dokumen Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), peningkatan brand image perusahaan, peningkatan kepercayaan investor serta peningkatan rating ESG dan keberlanjutan perusahaan,” Sofya menambahkan.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi bertekad untuk terus berperan secara signifikan dalam mengembangkan ekosistem berbahan dasar nikel di Indonesia khususnya wilayah Sulawesi dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada didalam negeri. Seperti diketahui bahwa Provinsi penghasil nikel terbesar berada di Sultra, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Discussion about this post