Menurutnya, inovasi pengelolaan limbah ini memiliki potensi untuk diperluas ke berbagai desa di Sulsel sebagai bagian dari upaya pengurangan sampah organik dan penguatan ketahanan pangan daerah.
Selaras dengan pilar Environment dan Social Responsibility dalam program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga, AFT Manager Hasanuddin, Andreas Yanuar Arinawan, menegaskan komitmen perusahaan dalam membangun ekosistem berkelanjutan.
“Program ini kami kembangkan agar masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi mampu membangun sistem produksi yang mandiri dan bernilai ekonomi. Pemanfaatan limbah menjadi sumber daya baru telah menunjukkan hasil konkret bagi peternak, kelompok perempuan, maupun lingkungan,” ujar Sudirman.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah III BGN, Enny Indarti mengatakan, keberhasilan kolaborasi ini memiliki replicability potential dan berpeluang diterapkan di berbagai wilayah lain, terutama daerah dengan potensi peternakan unggas dan produksi limbah organik yang tinggi.
Program kolaboratif ini memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya: SDG 2 yakni Tanpa Kelaparan, melalui peningkatan ketersediaan pakan dan produktivitas pangan lokal;
* SDG 5: Kesetaraan Gender, melalui pelibatan aktif kelompok perempuan dalam rantai produksi;
* SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui pemanfaatan limbah menjadi sumber daya bernilai dan pengurangan dampak lingkungan.
Pertamina Patra Niaga akan terus memperkuat upaya inovatif berbasis ekonomi sirkular guna mendorong ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan di berbagai wilayah operasionalnya.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:



Discussion about this post