PENASULTRA.ID, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki banyak potensi dilintas sektor. Selain pertambangan, sektor pertanian Sultra juga menjadi salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan perekonomian daerah.
Bahkan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) terus mengawal program strategis dalam menghadapi krisis pangan global di Sultra.
Program sejuta hektare lahan ini diluncurkan sejak Agustus 2022 lalu oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. Hal ini untuk merespon terjadinya perubahan iklim global, tekanan geopolitik, dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sehingga mengancam terjadinya krisis pangan.
Sesuai data dari karantina.pertanian.go.id, program unggulan yang dimaksud yakni program sejuta hektare lahan. Khusus di Sultra jenis komoditas pertanian strategis yang akan ditanam yakni padi, jagung, dan kedelai.
Penyediaan lahan ini guna memacu ketersediaan bahan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dimana lahan yang digunakan adalah lahan tidur dibeberapa wilayah di Sultra sehingga bisa produktif.
Program ini juga untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian dan meningkatkan substitusi impor komoditas pangan strategis.
Adapun komoditas pertanian strategis yang dikembangkan yaitu cabai, padi, jagung, kedelai, ubi kayu, sorgum, bawang merah, sagu, daging sapi, daging kambing, itik, ayam, porang, sarang burung walet, telur, gula tebu, dan gula nontebu (stevia, aren, dan lontar).
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang mengatakan, Sultra memiliki potensi yang tinggi di sektor pertanian. Namun, belum terkelola dengan baik sehingga perlu dikolaborasikan.
Sementara Sultra mendapatkan bantuan benih kedelai untuk lahan 10 ribu hektare. Lahan ini berada di beberapa kabupaten/kota di Sultra.
“Kerja bersama pemerintah daerah di Sultra untuk pengembangan komoditas pertanian strategis ini diharapkan dapat tercapai sesuai harapan kita bersama. Jika tercapai, maka ketersediaan dan ketahanan pangan di Sultra terwujud dan siap menghadapi krisis pangan global,” kata Bambang saat Rapat Koordinasi Komoditas Pertanian Strategis di Kendari, Rabu 12 Oktober 2022 lalu.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas mendukung apa yang menjadi program Kementan ini. Potensi lahan produktif pertanian di Sultra seluas 2,858 juta hektare yang terdiri dari sawah fungsional seluas 124,01 ribu hektare dan nonsawah (ladang/lahan kering) seluas 2,734 juta hektare.
Komoditas strategisnya yakni padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, kakao, dan daging sapi.
“Potensi pertanian Sultra seperti beras dan jagung mengalami surplus serta beberapa komoditas lainnya telah diekspor. Cabai dan bawang merah dapat menekan inflasi. Tentunya ini dapat dikembangkan lagi,” ujar Lukman Abunawas saat itu.
Ia mengatakan, pemerintah provinsi beserta pemerintah kabupaten kota telah mempersiapkan lahan untuk program sejuta hektare lahan dari Kementan.
Program Kementan itu sejalan dengan program Sultra Produktif. Tentunya ini memerlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan, termasuk petani di Sultra.
Kadin Sultra Fasilitasi Pengiriman Komoditas Pertanian
Discussion about this post