Adapun hasil panen petani tersebut, tambah Tamrin, ditaksir sebanyak kurang lebih 11 Ton dalam kondisi basah, dan jika sudah kering akan mengalami penyusutan hingga mencapai tujuh sampai delapan ton. Angka ini dihitung dari pengambilan sampel beberapa rumpun bawang dari semua petak ubin berukuran 2,5 meter x 2,5 meter. Dari setiap ubin menghasilkan 7,2 kg. Jika diakumulasikan semua petak ubin maka ditaksir kurang lebih 11 Ton dalam kondisi basah.
“Jika sudah kering maka akan mengalami susut. Sehingga beratnya hanya mencapai tujuh sampai delapan ton,” ujar dia.
Menyusul sebagian bawang yang belum dipanen di lokasi yang sama, Tamrin berharap kelompok petani tidak lengah memberikan perlakukan terhadap komoditi tersebut agar hasilnya juga memuaskan saat dipanen.
Menurut Tamrin, kesuksesan kelompok petani Desa Wungka dalam uji coba pengembangan bawang merah, metode demplotnya akan direkomendasikan kepada petani untuk pengembangan bawang merah di Wakatobi secara besar-besaran ke depannya.
Untuk diketahui, pengembangan komoditi bawang merah yang dilakukan kelompok petani Desa Wungka merupakan salah satu titik pengembangan yang berhasil dari tiga lokasi dijadikan uji coba dengan sistem demplot. Satu lokasinya gagal panen akibat tanaman tersebut rusak diumur dua kurang lebih dua bulan akibat diserang penyakit moler.
Discussion about this post