Pemprov Sultra disarankan untuk memanfaatkan skema asuransi pertanian guna mitigasi risiko iklim, dengan 80% premi ditanggung oleh APBN. Program ini telah diimplementasikan di Kabupaten Kolaka dan Bombana.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Sultra menyampaikan bahwa saat ini masih dalam musim kemarau, yang akan berlanjut hingga November. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi antara November hingga Desember, dengan curah hujan tertinggi di Januari dan Februari.
Selanjutnya, jika terjadi hujan selama musim kemarau, durasinya tidak akan lama seperti pada musim hujan.
Sebagai langkah strategis untuk menjaga daya beli masyarakat, Rakor ini menghasilkan beberapa rekomendasi, antara lain:
– Percepatan APBD untuk mendorong konsumsi pemerintah dan rumah tangga;
– Optimalisasi APBN/APBD/dana desa untuk pengendalian inflasi, termasuk program asuransi pertanian;
– Percepatan pembiayaan KUR, penguatan kerjasama antar daerah, dan perluasan kios/lapak pantau inflasi.
Untuk itu, Pj. Gubernur Andap menekankan pentingnya menjaga stabilitas inflasi, terutama menjelang Pilkada serentak dan akhir tahun 2024, di mana stabilitas harga harus dijaga.
Andap juga menyoroti kesiapan menghadapi potensi anomali cuaca serta pentingnya reformasi birokrasi yang lebih responsif untuk peningkatan pelayanan publik ke masyarakat.
“Stabilitas inflasi dan kesiapan menghadapi anomali cuaca sangat penting, terutama menjelang Pilkada dan akhir tahun. Kita harus terus memberikan pelayanan terbaik dan melakukan reformasi birokrasi yang berdampak nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post