Pj. Gubernur menyampaikan data terbaru terkait Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Sultra, yang mencapai 44 orang, dengan Kolaka sebagai penyumbang tertinggi. Sedangkan AKB juga cukup tinggi, dengan total 313 kasus, di mana Kota Kendari mencatat angka tertinggi.
Andap menekankan bahwa bidan memiliki peran penting dalam menurunkan stunting serta AKI dan AKB melalui intervensi spesifik seperti pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, serta advokasi pemberian ASI eksklusif.
Untuk mendukung tugas bidan, pemerintah daerah menugaskan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk melakukan sejumlah langkah, yakni pendataan ulang jumlah bidan, peningkatan kesejahteraan bidan non-ASN, dan pengalokasian anggaran untuk jaminan kesehatan bidan.
Selain itu, pemerintah daerah harus menginisiasi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Sultra tentang Kebidanan.
Pada Musda kali ini turut dihadiri pula Ketua Pengurus Pusat IBI, Ketua Pengurus Daerah IBI Sultra, Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Direktur RS Bahteramas, Direktur Poltekkes Kendari, serta Ketua STIKES Pelita Ibu dan tamu undangan lainnya.
Acara ini diikuti oleh 610 bidan dari seluruh kabupaten/kota di Sultra dengan mengangkat tema “Satukan Langkah Dalam Transformasi Kesehatan Untuk Penguatan Pelayanan Kebidanan Berkesinambungan Berbasis Bukti”.
Anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka yang hadir secara virtual menyampaikan bahwa kesehatan tidak lagi hanya dilihat pencegahan dan pengobatan, namun kesehatan adalah bagian geopolitik dan geoekonomi.
Discussion about this post