Kontribusi ulama dan santri bagi kemerdekaan RI, menjadi alasan utama ditetapkannya peringatan Hari Santri Nasional setiap tanggal 22 Oktober.
Andap menyebut, tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional merujuk pada pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, yang menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tujuan dari resolusi itu adalah untuk menghadang tentara Belanda yang menyamar sebagai NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Para Santri di Surabaya kemudian menyerbu Markas Bridge 49 Mahratta yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
“Resolusi Jihad merupakan peristiwa penting yang menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial,” terang Andap.
Kontribusi santri masa kini ditunjukkan lewat beragam karya inovasi yang dipamerkan bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional. Selain itu, ada pula kemah santri serta Pekan Olahraga dan Kesenian (Porseni).
“Mari kita isi kemerdekaan Indonesia dengan inovasi-inovasi, serta kegiatan positif demi kesatuan dan kemajuan negeri kita tercinta,” pinta Andap saat meninjau pameran inovasi santri, kemah santri, dan Porseni di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari usai apel serentak.
Discussion about this post