<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener noreferrer" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1616600622960000&usg=AFQjCNF7idHO5ojnfShnzFqGxD5TK0N3_w">PENASULTRA.ID</a>, KENDARI </strong>– Hari ulang tahun (HUT) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diperingati sederhana oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Sulawesi Tenggara (Sultra). Dalam memperingati HUT ke-22 tersebut, DPW PKB Sultra menggelar kegiatan keagamaan pembacaan Yasin, tahlil dan doa untuk bangsa di Kantor DPW PKB Sultra, Kamis malam 23 Juli 2020. Selain doa bersama, para kader PKB Sultra juga menyaksikan live streaming pagelaran wayang Climen Online “Pandawa Bangkit” oleh DPP PKB, PKB TV, NU Channel, Dalang Seno dan Ki Seno Nugroho. Ketua DPW PKB Sultra, Jaelani mengatakan, usia PKB yang telah menanjak ke 22 tahun terbilang muda bila mengikuti pertumbuhan manusia. Kader PKB di Sultra harus terus berada di garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. “Kader PKB harus terus mendekatkan diri kepada masyarakat sebagai wujud pengabdian partai kepada publik sekaligus menjadi wujud konsistensi Melayani Indonesia,” kata Jaelani dalam rilisnya, Jumat 24 Juli 2020. Diusia ini pula, pihaknya turut mendoakan agar bencana wabah virus corona segera berakhir agar kehidupan masyarakat kembali normal. Tak hanya Covid-19, ia juga turut mendoakan agar bencana alam yang terus menimpa Bumi Anoa dalam beberapa bulan terakhir turut berakhir. “Bencana banjir yang melanda Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara harus menjadi titik tolak untuk melakukan koreksi penyebab bencana tersebut,” jelas Jay sapaannya. “Kader PKB harus memiliki pemikiran konstruktif kepada pemerintah terkait penyebab banjir ini,” tambahnya. Ia berharap, di HUT ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) Desember 2020 mendatang berlangsung damai dan lancar. Setiap perhelatan demokrasi, perbedaan pilihan politik itu adalah keniscayaan. Namun bukan berarti harus terpecah atau saling merendahkan satu sama lain. “Mari kita dorong pilkada ini sebagai ajang pesta rakyat. Perbedaan pilihan politik itu wajar. Gus Dur pernah berkata, yang lebih utama dari politik adalah kemanusiaan,” pungkas Jay. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/kiSXzFRs8Hs
Discussion about this post