<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener noreferrer" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1616762012547000&usg=AFQjCNH3P3BAX6bQEMWYMnptpuSuZ5TznA">PENASULTRA.ID</a>, KOLAKA UTARA</strong> – Jumlah angka pasien positif Covid-19 di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) terus bertambah menjadi 78 orang dari sebelumnya 62 orang. Dari angka 78 orang pasien positif Covid-19 tersebut didominasi pekerja tambang. Sisanya, adalah tenaga medis. Atas kondisi tersebut, koalisi pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Kolaka Utara, Jaringan Advokasi Tambang (JAT), Lingkar Gerakan Pemuda dan Mahasiswa, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan HMI Cabang Kolaka Utara turun ke jalan, Senin 6 Juli 2020. Dalam aksinya, perwakilan massa, Baso Sulham meminta kepada Pemkab, Tim Satgas Kolaka Utara dan Dinas ESDM Sultra segera melakukan pemberhentian sementara terhadap aktivitas pertambangan di Kolut. Selain itu, massa juga meminta kepada seluruh perusahaan tambang yang aktif untuk melakukan pemeriksaan rapid test dan swab lab guna mencegah penyebaran Covid-19 meluas. Jika tidak, para aktivis Kolut mengancam bakal menggelar aksi yang lebih besar lagi. “Seluruh unsur terkait harus memberikan perhatian khusus mengenai penanganan Covid-19 ini,” tekan Baso. Menanggapi tuntutan massa ini, Ketua DPRD Kolut, Buhari menegaskan, pihaknya akan membawa semua aspirasi massa ke Dinas ESDM Sultra. “Karena soal pertambangan ini adalah wewenang mereka (ESDM Sultra),” tandasnya. <strong>Penulis: Irwan</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/uAxOUulTP6g
Discussion about this post