Artinya memang dipersiapkan para alumni untuk terjun langsung ke dunia kerja dan ini tentu sangat baik dalam pandangan mereka karena ada garansi untuk kerja, apalagi program ini diberikan sertifikat internasional.
Siapa yang tidak tergiur dengan pekerjaan hari ini, ditambah lagi sertifikat internasional. Akhirnya mahasiswa terjebak dengan hal tersebut dan melupakan potensi dirinya, bahwa seorang mahasiswa atau pemuda seharusnya menjadi tenaga ahli bukan buruh, apalagi menjadi bawahan atau buruh dari para korporasi asing.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang diterapkan. Sistem saat ini mendukung arah pendidikan yang berorientasi DUDl (dunia usaha dan dunia industri) yang serba materialistik. Padahal harusnya para mahasiswa itu menjadi tenaga ahli sekaligus menjadi pemimpin peradaban untuk kebangkitan umat dan kebaikan peradaban manusia.
Hanya saja mengharapkan mahasiswa menjadi pemimpin peradaban dan menjadi tenaga ahli hari ini sangat mustahil terwujud. Karena kembali lagi ke sistem yang diterapkan yaitu sistem kapitalisme sekular. Yang punya banyak modallah penguasanya.
Sekelas profesor saja, harus tunduk pada pemilik modal. Apalagi hanya mahasiswa dan para alumni. Karena para korporatlah yang memberikan lapangan pekerjaan dan yang menguasai dunia persilatan.
Maka bisa dipastikan arah pendidikan hari ini dipersiapkan menjadi buruh di negerinya sendiri. Miris bukan?
Namun jika sistem Islam diterapkan kembali sebagaimana dahulu pernah diterapkan selama 14 abad lamanya, Insyaallah akan mampu menciptakan mahasiswa-mahasiswa yang tangguh dan berjiwa pemimpin.
Discussion about this post