Setelah hampir satu dekade bertempur dalam pertempuran kecil melawan kaum Frank (sebutan Tentara Salib dari Eropa Barat), Salahuddin bersiap untuk melancarkan serangan skala penuh ke Yerusalem pada 1187.
Ia telah berhasil mengumpulkan pasukan dari seluruh wilayahnya di selatan Damaskus dan armada Mesir yang mengesankan di Alexandria. Pasukannya bertemu dengan kaum Frank dalam bentrokan besar-besaran di Hattin, dekat Tiberias (Israel modern) dan mengalahkan mereka dengan telak pada 4 Juli 1187.
Kemenangan dalam pertempuran Hattin diikuti oleh serangkaian kemenangan cepat di seluruh Kerajaan Yerusalem, yang berpuncak pada 2 Oktober 1187, ketika Kota Yerusalem menyerah kepada tentara Salahuddin setelah 88 tahun di bawah kendali Kristen.
Awalnya, Salahuddin telah merencanakan untuk membunuh semua orang Kristen di Yerusalem sebagai pembalasan atas pembantaian Muslim pada 1099, namun ia setuju untuk membiarkan mereka membeli kebebasan mereka sebagai gantinya.
Demikianlah sosok pemuda yang dibesarkan dengan bimbingan Islam, tumbuh menjadi individu cerdas dan tangguh. Berbanding terbalik dengan pemuda didikan kapitalisme krisis jati diri dan pemburu materi, wallahu a,lam bishowab.(***)
Penulis berasal dari Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post