“Dharma Pertiwi sebagai organisasi istri anggota TNI penerus cita-cita Ibu Kartini yang peduli akan perkembangan generasi yang akan datang, siap mendukung dan membantu mencetuskan program desa kelurahan bebas stunting di 1000 hari pertama kehidupan baik fisik maupun mental,” ungkap Veronica.
Empat kepala desa dan lurah menyampaikan inovasi serta kebijakan di masing-masing desa/kelurahan sebagai best practice dalam penanganan stunting. Diantaranya adalah, Desa Sungai Tabuk, Rantau Puri, Talumelito, dan Kelurahan Pondok Labu.
Lurah Pondok Labu Nachnoer Bernier Atom mengatakan, dalam penanganan stunting, Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan menggalakan program Umma Berakzi Penting dan membentuk Kelompok Peduli Gizi (KPG) dan Kompas (Kelompok Peduli Atasi Stunting) untuk mempercepat penanganan stunting agar balita segera diberikan kebutuhan yang sesuai dan mengejar tubuh kembang serta status gizi normal pada balita.
Selain itu, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui program Bapak Asuh Anak Stunting Go Tuntas Jakarta Selatan dan Gerakan 3P (Pencegahan, Penjaringan, dan Pemulihan). Dalam hal ini mereka bekerja sama dengan RS Mayapada dan Klinik Anakku IIDI.
Kepala Desa Rantau Puri Muhamad Havis tak mau kalah. Ia mengatakan inovasi Desa Rantau Puri berfokus pada pencegahan anemia ibu hamil dengan memberikan kartu PANTARMIL (Pantau Tablet Darah Ibu Hamil) dengan memantau dan memastikan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah.
Selain itu, penyelenggaran Bina Keluarga Balita (BKB) secara holistik dan terintegrasi dengan Posyandu rutin serta optimalisasi pemberian PMT kepada setiap sasaran. Havis juga mengungkapkan, saat ini Desa Rantau Puri berhasil menurunkan prevalensi stunting 5% selama 6 bulan sejak Agustus tahun 2022.
Selanjutnya Kepala Desa Sungai Tabuk, Provinsi Kalimantan Tengah, Misranudin mengatakan inovasi yang dicanangkan untuk Percepatan Penurunan Stunting diantaranya adalah Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin) dan Pondok Sayang Ibu yang bertujuan untuk memberikan pendampingan bagi ibu hamil yang sedang menunggu waktu persalinan dan memastikan ibu hamil yang akan melahirkan melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan.
Discussion about this post