PENASULTRA.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia memprakirakan fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau akan terus bertahan pada level moderat hingga Februari 2024. Namun, awal musim hujan berpeluang terjadi di 477 zona musim (ZOM) dari Oktober hingga Desember 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara bersamaan, bahkan pada September ini sebagian Sumatra Barat dan Riau bagian selatan telah memasuki awal musim hujan.
“Saat ini beberapa zona musim telah terkonfirmasi sudah mulai mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, tentunya yang lebih dekat ke arah Asia, sebagian besar Sumatra Utara, sebagian Riau, Sumatra Barat bagian tengah dan sebagian kecil kepulauan Riau,” kata Dwikorita dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Hujan 2023/2024, Jumat, 8 September 2023.
Menurut prediksi BMKG, wilayah Jambi, Sumatra Selatan bagian utara, Jawa Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian barat dan sebagian besar Kalimantan Timur akan memasuki awal musim hujan pada Oktober 2023.
Zona musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.
Pengaruh Angin Monsun Asia
Awal musim hujan di Indonesia juga berkaitan erat dengan angin baratan atau Monsun Asia yang mulai aktif memasuki wilayah Indonesia bagian utara pada November 2023. Angin Monsun Asia akan menggantikan angin timuran atau Monsun Timur yang kering dan dingin dari arah Australia.
“Diharapkan apabila angin itu berasal dari benua Asia yang membawa uap-uap air dari Samudera Pasifik di sekitar Asia maka diharapkan akan segera memberikan awan-awan hujan dan mendatangkan musim hujan di wilayah Kepulauan Indonesia,” jelas Dwikorita.
Discussion about this post