PENASULTRA.ID, MEDAN – Pakar Sejarah Universitas Medan, Prof Ichwan Azhari menyebut, Sumatera Utara (Sumut) sebagai pelopor pers di Indonesia sampai saat ini masih belum banyak yang mengetahui. Padahal, beberapa hal membanggakan terkait pers di Indonesia dimulai dan berasal dari Sumut.
Sejak 1885 sampai 1942 ditemukan 135 koran terbitan pers di Sumut. Jumlah itu merupakan jumlah penerbitan koran terbanyak di Indonesia pada masa kolonial Belanda. Temuan itu menjadikan Sumut sebagai pelopor pers di Indonesia.
“Kesadaran Indonesia sebagai Nation (bangsa) dibentuk oleh pers. Jauh sebelum adanya Kongres Sumpah Pemuda,” kata Prof Ichwan dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) menyambut Hari Pers Nasional yang berlangsung di Medan, Kamis 8 Desember 2022.
Sejak 1918 di Sumut, menurut Prof Ichwan sudah ada koran yang menggunakan kata merdeka yaitu Koran Benih Merdeka, dimana sudah digunakan sebagai organ untuk mencapai kemerdekaan.
“Berdasarkan bukti otentik, Sumut memiliki lima pelopor koran perempuan pertama di Indonesia. Diantaranya Perempuan Bergerak (Medan, 1919), Soeara Iboe (Sibolga, 1932), Boroe Tapanoeli (Kotanopan, 1940),” ungkap Prof Ichwan.
Sumut, lanjut dia, paling tidak memiliki 10 tokoh pers nasional, bahkan ada yang mendapat gelar ‘Raja Delik Pers’ di Indonesia, bernama Parada Harahap. Julukan tersebut didapat lantaran ia sering mengkritisi Belanda dalam pemberitaan, sehingga Parada pernah 12 kali keluar masuk penjara.
Dalam FGD yang diselenggarakan Panitia HPN Pusat bekerjasama dengan Pemprov Sumut itu, hadir Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Kepala dinas Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus mengambil tema Seruan dari Medan: Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat” dikuti wartawan-wartawan senior terutama yang berasal dari Medan dan juga melibatkan kalangan akademisi, Kominfo serta asosiasi wartawan.
Discussion about this post