<span style="font-size: 17px;"><strong>PENASULTRA.ID, LUWU TIMUR</strong> - Kehadiran tambang selalu identik dengan isu pencemaran air dan kerusakan lingkungan. Namun, di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), aktivitas pertambangan nikel yang dikelola oleh PT Vale Indonesia mampu menepis paradigma tersebut.</span> <span style="font-size: 17px;">PT Vale di Blok Sorowako dikelilingi ekosistem danau Malili yang terdiri dari tiga La Galigo, yaitu Danau Matano, Towuti dan Danau Mahalona. Selama 54 tahun beroperasi, perusahaan tambang asal Brazil ini terbukti mampu menjaga kelestarian danau disekitarnya. Misalnya di Danau Matano, PT Vale secara konsisten berhasil mengelola dengan baik kondisi ekosistem danau yang sangat dekat dengan lokasi operasional.</span> [caption id="attachment_40697" align="alignnone" width="1600"]<img class="size-full wp-image-40697" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2022/12/Matano.jpg" alt="" width="1600" height="868" /> Pengunjung saat bermain kayak di Danau Matano. Foto: Oky PT Vale Indonesia[/caption] <span style="font-size: 17px;">Pesisir danau terdalam di Asia Tenggara dengan kedalaman mencapai 590 meter ini pun masih sangat asri dengan berbagai tanaman, seperti bakau (mangrove) dan tanaman keras lainnya. Beberapa titik di pesisir Matano juga dijadikan obyek wisata seperti pantai, lengkap dengan dermaganya.</span> <span style="font-size: 17px;">PT Vale bersama masyarakat setempat mendirikan koperasi untuk mendukung penyediaan fasilitas wisata. Salah satunya, penyewaan perahu rafting maupun kayak. Bersama masyarakat, PT Vale juga aktif melakukan kegiatan bersih danau, termasuk pelibatan komunitas penyelam untuk membantu mengangkut sampah yang terjebak di dalam danau.</span> <span style="font-size: 17px;">Salah satu cara PT Vale menjaga kondisi air danau yakni dengan melakukan pengelolaan air limpasan tambang sesuai standar yang berlaku agar kualitas effluent selalu di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. Dengan begitu, air limpasan tambang yang keluar kembali ke danau sudah dalam keadaan jernih atau kualitas airnya masih sangat baik.</span> <span style="font-size: 17px;">Manager Mine Infrastructure PT Vale Indonesia, Hasliana Alimuddin mengatakan, saat ini ada unit pengolahan air limpasan tambang Vale berupa 122 kolam sedimen atau kolam pengendapan (pond) yang tersebar di area Sorowako dan Petea serta satu unit treatment terintegrasi bernama lamella gravity settler (LGS) dengan kapasitas total seluruh unit mencapai 16 juta meter kubik.</span> <span style="font-size: 17px;">Teknologi LGS yang telah beroperasi sejak 2014 ini biasanya digunakan untuk pengolahan air minum, dan PT Vale menjadi yang pertama memanfaatkannya dalam industri pertambangan di Indonesia.</span> [caption id="attachment_40702" align="alignnone" width="1200"]<img class="size-full wp-image-40702" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2022/12/LGS.jpg" alt="" width="1200" height="607" /> LGS sebagai lokasi pengendapan air limbah tambang sehingga air kembali jernih sebelum dikeluarkan di danau. Foto: Oky PT Vale Indonesia[/caption] <span style="font-size: 17px;">LGS merupakan unit treatmen</span><span style="font-size: 17px;">t air limpasan tambang terintegrasi yang mampu mengelola Total Suspended Solid (TSS) dan Cr6+ atau chromium hexavalent sekaligus dengan luas area yang lebih kecil daripada unit konvensional lainnya.</span> <span style="font-size: 17px;">Tidak hanya itu, Vale juga telah memiliki laboratorium air terakreditasi ISO 17025 untuk pengujian air limpasan tambang sesuai prosedur standar Indonesia (SNI) maupun American Public Health Assosiation (APHA).</span> <span style="font-size: 17px;">“Kegiatan pemantauan kualitas air limpasan tambang dilakukan secara reguler untuk parameter TSS, Cr6+ dan parameter lainnya oleh operator yang kompeten. Pemantauan kualitas Danau Matano dan Mahalona secara berkala pun rutin dilakukan, di mana hasilnya masih jauh dibawah baku mutu standar alias kualitas air masih sangat baik,” kata Hasliana, Selasa 20 Desember 2022.</span> <span style="font-size: 17px;">Tak hanya menjaga danau, Vale juga turut menjaga agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Olehnya, setelah melakukan penambangan melalui sistem penambangan terbuka, PT Vale berupaya untuk mengembalikan tanah ke kondisi semula atau rehabilitasi dan reklamasi lahan bekas aktivitas pertambangan.</span> <span style="font-size: 17px;">Reklamasi ini merupakan bagian dari Rencana Pascatambang (RPT) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pascatambang.</span> <span style="font-size: 17px;">Rehabilitasi dilakukan melalui pembentukan tanah dan penanaman pascatambang atau revegetasi. Restorasi permukaan tanah dilakukan berdasarkan standar kemiringan lereng, dimulai dengan pemetaan tanah, pembentukan tanah dengan bantuan alat berat dan pembentukan tanah lapisan atas.</span> [caption id="attachment_40703" align="alignnone" width="1200"]<img class="size-full wp-image-40703" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2022/12/Hutan-Himalaya.jpg" alt="" width="1200" height="703" /> Hutan buatan PT Vale Indonesia di Blok Sorowako. Foto: Oky PT Vale[/caption] <span style="font-size: 17px;">Junior Rehabilitation Engineer PT Vale Indonesia, Nisma Yani turut pula menambahkan. Ia mengatakan, sejak 2006 hingga November 2022, total keseluruhan lahan yang telah direklamasi mencapai 3471 hektar di Blok Sorowako. Jika dipresentasikan lahan seluas 5428 hektare itu mencapai 63 persen dari total lahan konsesi yang telah dibuka seluas 5428 hektare.</span> <span style="font-size: 17px;">“Setelah sekitar 16 tahun, saat ini hutan buatan atau area reklamasi tersebut sudah mirip dengan original forest atau hutan perawan. Biaya reklamasi ini sekitar Rp300 juta per hektare,” ujar Nisma Yani, Senin 19 Desember 2022.</span> <span style="font-size: 17px;">Menurutnya, di lokasi reklamasi lahan bekas tambang yang kini dinamakan “Hutan Himalaya” ini telah ditanami sekitar 40 jenis pohon yang dibagi berdasarkan kelompok tanaman.</span> <span style="font-size: 17px;">“Komposisinya itu 40 persen tanaman pionir dan 60 persen tanaman fast growing atau cepat tumbuh. Didalamnya ada pohon durian, nangka dan lainnya,” terang Nisma Yani.</span> <span style="font-size: 17px;">Bukan hanya di Sulsel, Vale juga turut melakukan penghijauan atau reklamasi lahan gundul dibeberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat dan Yogyakarta.</span> <span style="font-size: 17px;">”Lokasi lahan kritis yang butuh reklamasi ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK,” Nisma Yani menambahkan.</span> <span style="font-size: 17px;">Selain reklamasi lahan, Vale juga melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) lintas batas di atas lahan seluas 10 ribu hektare yang tersebar di 13 kabupaten di Provinsi Sulsel. Pada 2025, PT Vale menargetkan 15 ribu hektare lahan menjadi hutan melalui kegiatan rehabilitasi pascatambang serta rehabilitasi lahan kritis dan DAS.</span> <span style="font-size: 17px;">Untuk menyuplai tanaman dan mendukung rehabilitasi lahan pascatambang, perusahaan yang telah berdiri sejak 25 Juli 1968 itu mendirikan kebun bibit modern (nursery) yang beroperasi sejak April 2006. Nursery seluas 2,5 hektare ini mampu memproduksi hingga 700.000 bibit setiap tahun, termasuk tanaman asli setempat dan tanaman endemik.</span> [caption id="attachment_40704" align="alignnone" width="1200"]<img class="size-full wp-image-40704" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2022/12/Pembibitan-Nursery.jpg" alt="" width="1200" height="664" /> Pembibitan tanaman di Nursery PT Vale. Foto: Oky PT Vale Indonesia[/caption] <span style="font-size: 17px;">“Disini ada sekitar 80 jenis tanaman, ada tanaman lokal dan ada eksotis. Salah satu pohon yang dikembangkan yakni Gaharu yang merupakan endemik Lutim,” kata Team Leader Nursery PT Vale Indonesia, Harun Tandioga, Senin 19 Desember 2022.</span> <span style="font-size: 17px;">Di Nursery terdapat aktivitas perawatan anakan tanaman. Sebelum pandemi, tempat ini jadi wisata favorit masyarakat sekitar. Bahkan di suasana lebaran, pengunjung dari berbagai daerah memilih berekreasi ke sini. Tamu yang berkunjung dapat mempelajari tahapan pembibitan. Mulai dari greenhouse, shade area dan open area.</span> <span style="font-size: 17px;">Setiap bibit akan dikelompokkan terpisah dengan jenis tanaman lain. Pengunjung dengan gampang bisa membedakan jenis bibit yang ada di sana dengan hanya melihat plang nama bibit. Mulai dari eboni, angin-angin, dengen, betao, bitti, nyatoh dan manggis hutan.</span> <span style="font-size: 17px;">Informasi tentang berbagai tanaman di Nursery juga mudah didapat, karena disediakan kode QR menuju laman informasi daring (online) yang disediakan.</span> [caption id="attachment_40705" align="alignnone" width="800"]<img class="size-full wp-image-40705" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2022/12/Alat-berat-di-nursery.jpg" alt="" width="800" height="424" /> Salah satu alat berat yang disimpan di Nursery PT Vale. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id[/caption] <span style="font-size: 17px;">Tak hanya pohon, saat ini sudah ada pembibitan berbagai jenis bunga di sana. Bunga tersebut dipakai untuk mempercantik halaman di setiap sudut area operasional PT Vale.</span> <span style="font-size: 17px;">Uniknya lagi di Nursery suasananya menjadi lebih hidup dengan hadirnya sejumlah alat berat jenis excavator dan triple seven, yang dipajang di ruang terbuka. Selain belajar pembibitan, di Nursery juga terdapat penangkaran rusa. Pengunjung dapat memberi makan 15 ekor rusa di sana.</span> <span style="font-size: 17px;">“Rangkaian aktivitas Anda di tempat ini dapat menjadi bahan cerita edukasi untuk dibagikan di sosial media. Cukup memperlihatkan KTP sudah bisa masuk kesini, sudah banyak yang belajar disini, ada anak TK, SD hingga anak kuliahan,” Harun memungkas.</span> <strong><span style="font-size: 17px;">Penulis: Yeni Marinda</span></strong><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_221223_230749_561.sdocx--> <strong><span style="font-size: 17px;">Jangan lewatkan video populer:</span></strong> https://youtu.be/eHu0PWsjy1A
Discussion about this post