“Kita harus tetap mempertahankan komitmen terhadap safety dan lingkungan, keduanya jangan pernah ditinggalkan,” kata Febriany Eddy.
Ia mengatakan, pihaknya sangat terbuka apabila ada perusahaan tambang lain yang ingin datang ke PT Vale untuk belajar atau ingin mengetahui bagaimana PT Vale menerapkan good mining practices.
“Di sini tidak ada rahasia, kami terbuka karena Indonesia memerlukan pertambangan yang berkelanjutan, dengan begitu kita berkontribusi dengan cara kita menyebarkan praktik-praktik pertambangan berkelanjutan,” Febriany Eddy memungkas.
Untuk diketahui, PT Vale telah membangun 122 kolam pengendapan (pond) untuk mengendalikan air limbah cair dari area tambang dan pabrik pengolahan sebelum dirilis ke Danau.
Kolam ini dilengkapi dua fasilitas pengolahan limbah cair, yakni Pakalangkai Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (LGS). Upaya ini pun mampu membuat Danau Matano tetap terjaga dan tidak tercemar.
Selain menjaga Danau Matano, Jasman melihat langsung upaya komprehensi PT Vale untuk menjaga lahan pascatambang. Perseroan juga melakukan reklamasi dan reboisasi untuk mengembalikan lahan pasca tambang.
Hingga Desember 2022 lahan yang telah direklamasi seluas 3,500 ha dan 4,46 juta pohon yang ditanam.
Pada kunjungan tersebut, Jasman Panjaitan juga melihat PLTA Balambano, Nursery, Balantang Port, Mangkasa Point, area Mining serta area reklamasi di Nayoko dan Solia.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post