PENASULTRA.ID, KOLAKA – Di tengah upaya bangsa memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden, Kabupaten Kolaka menjadi panggung kolaborasi penting yang menyatukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha.
Minggu 23 November 2025 melalui penanaman perdana demplot padi berkelanjutan di Desa Puubunga (Baula), Desa Lemedai (Tanggetada), dan Desa Pubenua (Baula), lahir sebuah inisiatif yang bukan hanya menanam benih padi, tetapi menanam harapan, pengetahuan, dan masa depan kemandirian pangan Kolaka.
Kolaka memiliki potensi pangan yang besar, namun selama bertahun-tahun petani masih menghadapi tantangan klasik, ketersediaan varietas unggul yang terbatas, teknik budidaya yang belum optimal, hingga akses terhadap teknologi pertanian presisi yang belum merata.
Melalui kemitraan strategis antara Pemerintah Kolaka dan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bagian dari Mining Industry (MindID) melihat tantangan tersebut mulai dijawab lewat pendekatan riset dan inovasi berbasis teknologi.
Demplot ini menguji varietas unggul (PR25, PR107, Bujang Marantau, Trisakti, Menthik Wangi, dan Menthik Susu) serta sistem budidaya presisi seperti Perennial Rice dan Salibu, yang memungkinkan panen berulang tanpa penanaman ulang.
Inisiatif ini bukan hanya mengikuti agenda nasional, tetapi mengakselerasinya: memperkuat kedaulatan pangan dari desa, menaikkan produktivitas dari tapak, dan memastikan kesejahteraan petani sebagai fondasi pembangunan Kolaka yang tangguh.
Direktur Utama PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto mengatakan, program ini merupakan bagian dari misi perusahaan untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun masyarakat yang berdaya.
“Setiap benih yang ditanam hari ini bukan sekadar tanaman, tetapi simbol komitmen kami untuk menanam masa depan Kolaka. Kami percaya inovasi pertanian dapat berjalan berdampingan dengan pembangunan industri. Melalui kemitraan ini, kami ingin memastikan masyarakat Kolaka tumbuh, maju, dan sejahtera bersama kami,” kata Bernadus.
Bagi Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Kolaka, kolaborasi ini menjadi langkah nyata menuju agenda Kolaka Mandiri Pangan. Pertanian bukan lagi sektor pendukung, tetapi tulang punggung kemandirian ekonomi desa. Penelitian varietas dan teknologi pertanian presisi dalam demplot ini diproyeksikan menjadi model yang dapat direplikasi di desa lain.
Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, Widiastuti menyampaikan, Presiden menegaskan bahwa kesejahteraan bangsa dimulai dari pemenuhan gizi masyarakat.



Discussion about this post