PENASULTRA.ID, JAKARTA – PT Vale Indonesia, Zhejiang Huayou Cobalt Co China dan produsen mobil dunia Ford Motor Co sepakat kerja sama terkait pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kerja sama untuk memproses bijih nikel yang ditambang oleh PT Vale di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis 21 Juli 2022.
CEO dan Presiden Direktur PT Vale, Febriany Eddy mengatakan, Proyek HPAL di Blok Pomalaa ini semakin menegaskan jika keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia begitu penting.
Hal itu ditopang dengan dukungan masyarakat dan sumber daya alam (SDA) yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan praktik pertambangan berkelanjutan.
“Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia pada proyek ini. Kami berharap dapat terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai dan peluang jangka panjang berkelanjutan terutama bagi masyarakat dimana perseroan beroperasi,” kata Febriany melalui rilis persnya, Jumat 22 Juli 2022.
Senada Wakil Presiden Eksekutif Base Metals Vale selaku Komisaris Utama PT Vale, Deshnee Naidoo mengatakan, PT Vale memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan.
“Kami harap Vale dapat bekerja sama dengan mitra lain yang sejalan dalam mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan, yang di desain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” ujar Deshnee Naidoo.
Sementara itu, Wakil Presiden Ford Model e, EV Industrialization, Lisa Drake mengatakan, kerja sama tiga pihak ini adalah cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi.
“Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial dan tata kelola di masa depan,” Lisa menambahkan.
Executive Vice Chairman Huayou, George Q. Fang mengatakan, sebagai salah satu penghasil material baterai Li-ion dunia terdepan, Huayou telah melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari nikel dan kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.
“Kemitraan bersama Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, namun juga akan membawa dampak positif pada perkembangan industri EV dan ekonomi Indonesia,” George memungkas.
Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL dan mulai beroperasi ditargetkan terwujud pada tahun 2025, yang tentunya bergantung pada negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan definitif.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post