“Melalui pengalaman industri nyata selama enam bulan, peserta Co-Ops mengalami lompatan signifikan dalam disiplin kerja, pemahaman keselamatan, dan kesiapan profesional. Inilah fondasi yang dibutuhkan industri untuk tumbuh secara berkelanjutan,” kata Gandi.
Program ini disambut sangat antusias oleh para peserta. Muhammad Akbar, mahasiswa asal Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, menyebut Co-Ops sebagai kesempatan belajar yang akan membuka perspektifnya terhadap dunia kerja, tidak hanya dari aspek teknis, tetapi juga memahami pentingnya budaya keselamatan dan tanggung jawab profesional, terlebih karena PT Vale beroperasi di daerah asalnya.
Sementara itu, Dewi Erika Yuliana, mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Hasanuddin, menilai Co-Ops akan menjadi jembatan nyata antara teori yang dipelajari di kampus dan praktik di industri. Pengalaman selama Co-Ops diyakini akan membangun kepercayaan diri dan kesiapan untuk memasuki dunia kerja setelah lulus.
Ke depan, PT Vale berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperluas Program Co-Ops melalui kolaborasi dengan lebih banyak institusi pendidikan. Langkah ini diharapkan dapat membuka akses yang lebih luas bagi generasi muda di sekitar wilayah operasi untuk memperoleh pengalaman industri yang relevan, berkualitas, dan berdaya saing global.
Bagi PT Vale, pembangunan talenta bukan sekadar program tanggung jawab sosial, melainkan bagian integral dari strategi bisnis dan keberlanjutan jangka panjang.
Di tengah upaya Indonesia memperkuat daya saing melalui hilirisasi dan transformasi industri, kesiapan sumber daya manusia menjadi faktor penentu.
Melalui Program Co-Ops dan ekosistem pengembangan talenta yang terintegrasi, PT Vale tidak hanya menyiapkan tenaga kerja masa depan, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan daerah dan nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada nilai tambah jangka panjang.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:

Discussion about this post