Selain itu, untuk mewujudkan keberagaman, PT Vale saat ini berupaya untuk meningkatkan partisipasi kerja bagi perempuan dan penyandang disabilitas. Hingga 2022 pekerja perempuan PT Vale Indonesia baru mencapai 8,7 persen. Angka ini ditargetkan terus bertumbuh hingga 18 persen pada 2030.
“Kami ingin merubah persepsi bahwa pertambangan adalah industri maskulin. Kita sadari populasi perempuan lebih banyak di dunia, begitu juga di Indonesia, di antara mereka banyak yang punya potensi yang sama bahkan lebih dari laki-laki. Kita ingin menjaring talenta perempuan untuk bergabung di industri tambang,” ujar Febri.
Tidak berarti, katanya, PT Vale mengesampingkan laki-laki, melainkan ingin mempromosikan kesetaraan kesempatan dan bertujuan menghapus bias bahwa laki-laki harus lebih unggul dari perempuan.
Salah satu pernyataan menarik dari Febriany Eddy adalah kunci sukses dalam karir bergantung pada masing-masing individu pekerja, dan bukan ditentukan oleh orang lain. Sehingga ketika ada tantangan di dalam karir, alih-alih menyalahkan pihak lain, dibutuhkan kemauan dan kesadaran untuk mengevaluasi hal-hal apa dari diri sendiri untuk diperbaiki.
Febri mengisahkan saat ini perjalanan karirnya telah berjalan 15 tahun dan Ia memilih PT Vale sebagai perusahaan untuk mengembangkan karir karena nilai-nilai keselamatan sangat dijunjung tinggi.
“Tidak ada gunanya kita bicara karir dan uang jika perusahaan tidak peduli pada keselamatan manusia. Dan di PT Vale, life is matter most. Keselamatan sangat sakral juga fundamental di sini,” kata Febriany.
Sementara itu, para peserta tampak antusias berdiskusi dengan para panelis, melalui pertanyaan-pertanyaan yang cukup kritikal baik oleh peserta yang hadir di lokasi acara maupun hadir secara daring.
Discussion about this post