Pada HPN Sumut 2023, lanjut Loebis, para penulis sastra dalam bentuk puisi itu adalah Akhmad Zailani, Asep Budi Heryanto, Amir Machmud, A.R. Loebis, Bachtiar Adamy, Djoko Tetuko, Djunaedi Tjunti Agus, Hendro Basuki, Gusfen Khairul, Hadi Effendi, Hendry Ch Bangun, Ki Agus N Fattah, Rosyid E. Abby, Rita Sri Hastuti, Maria D. Adriana, Syarifuddin Arifin, Sopandi, Syam Irfandi, Temu Sutrisno, Teuku Maimun Umar, Zul Ali Marbun.
Tahun ini rekor dengan 21 penulis, terkumpul sebanyak 137 judul puisi.
“Karena tema antologi kali ini bebas, maka karya yang masuk amat majemuk, tapi sebenarnya semuanya merupakan ekspresi diri yang berasal dari renungan natural dan batin, jadi bersifat simbolik dari pergulatan konflik eksternal dan internal, yang terjadi dalam diri manusia dalam keseharian,” ujar Loebis.
“Antologi puisi HPN Sumut 2023 terasa bermakna dan memiliki arti. Ada yang berbicara di balik kata (beyond the words), sehingga butuh perenungan untuk menghayatinya, namun ada juga yang sekedar menuliskan kata atau kalimat seperti sedang berorasi atau menceritakan hasil pandang atau pun seperti sedang memanjatkan doa,” tambahnya.
Sementara editor kumpulan cerita pendek Membuka Pintu Langit, Djunaedi Tjunti Agus, mengatakan, ada 45 judul cerita pendek yang terangkum dalam buku Cerpen HPN 2023.
Para penyumbang naskah cerita pendek itu adalah, Hendry Ch Bangun, Maria D. Andriana, Fakhrunnas MA Jabbar, Hendro Martono, Djoko Tetuko, Abdul Latif, A.R. Loebis, Adhi Wargono, Ismet Rauf dan Djunaedi TA.
Djunaedi menjelaskan, para penulis Cerpen dalam Membuka Pintu Langit, umumnya piawai dalam memainkan cerita, apakah itu terkait percintaan, kehidupan, bahkan misteri.
Discussion about this post