<strong>PENASULTRA.ID, POLANDIA</strong> - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 20 kucing telah terinfeksi flu burung di berbagai penjuru Polandia, tetapi tampaknya tidak ada orang yang sakit terkait penyakit yang diakibatkan virus H5N1 itu. Dalam sebuah pernyataannya pada hari Senin (17/7), WHO mengatakan ini adalah pertama kalinya begitu banyak kucing dilaporkan menderita flu burung di wilayah geografis yang luas di satu negara, di tengah wabah global varian terbaru H5N1. WHO mengatakan bahwa akhir bulan lalu, otoritas Polandia memberi tahu para pejabat badan PBB itu tentang kematian tidak biasa lebih dari 45 kucing di 13 wilayah geografis negara itu. Pengujian minggu lalu menemukan bahwa 29 di antara kucing-kucing itu mengidap H5N1. Hingga Juni, varian terbaru H5N1 telah dilaporkan pada burung dan spesies-spesies hewan lain di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Sejak 2020, WHO mengatakan belasan kasus pada manusia telah dilaporkan. Para ilmuwan khawatir meningkatnya kasus H5N1, terutama pada hewan yang sering kontak dengan manusia, dapat menyebabkan versi penyakit yang bermutasi yang dapat menyebar dengan mudah antarmanusia, memicu pandemi lain. Sebelum pandemi COVID-19, banyak ahli menduga bahwa wabah global berikutnya akan dipicu oleh H5N1. Meskipun flu burung telah membunuh ratusan juta burung di seluruh dunia, penyakit itu menjangkiti kurang dari 900 orang sejak tahun 2003 dan belum dapat menyebar dengan mudah di antara manusia. WHO mengatakan tidak jelas bagaimana kucing rumahan di Polandia bisa terinfeksi flu burung. Para pejabat masih menyelidiki kemungkinan sumber paparan, termasuk kontak dengan burung liar yang diketahui membawa H5N1. Badan itu mengatakan risiko orang di Polandia terinfeksi flu burung "rendah" dan "rendah hingga sedang" untuk orang yang terpapar kucing, termasuk pemilik kucing dan dokter hewan. Pekan lalu, WHO dan mitra-mitranya memperingatkan bahwa peningkatan jumlah mamalia yang terinfeksi H5N1 tidak biasa. Para ahli sebelumnya telah memperingatkan bahwa babi, yang rentan terhadap virus flu baik dari manusia maupun burung, dapat bertindak sebagai “inang pembaur”, yang menyebabkan munculnya virus yang dapat bermutasi dan mematikan manusia. Sejak tahun lalu, pihak berwenang di 10 negara telah melaporkan wabah flu burung pada mamalia, termasuk cerpelai di Spanyol, anjing laut di AS, dan singa laut di Peru dan Chili. <strong>Sumber: voaindonesia</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/YRClaXO9hV0
Discussion about this post