“Di Sultra kami memiliki daerah kepulauan yang indah juga peninggalan budaya yang lebih tua dari China seperti layang-layang daun yang ada di Liangkabori,” kata H Belli Tombili.
Narasumber di FGD yang terdiri dari para stakeholder dan praktisi Desa Wisata juga sependapat bahwa Sultra sebagai tuan rumah HPN 2022 memiliki keanekaragaman hayati bawah laut top dunia perlu dipromosikan ke mancanegara.
FGD kali ini juga menghasilkan sembilan point penting bagi pariwisata Sultra dan kawasan maritim Indonesia lainnya.
“Sembilan point deklarasi tersebut akan kami bacakan di hadapan Presiden Joko Widodo di Puncak Acara HPN di Kendari dan menjadi acuan bagi sedikitnya 15 instansi terkait untuk berkontribusi siapa melakukan apa,” kata Nurjaman Mochtar, Ketua II HPN yang membidangi seminar.
Soal issue lingkungan juga menjadi hal sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo di KTT pemimpin dunia tentang perubahan iklim atau COP 26 November 2021 di Glasgow, Skotlandia.
Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim.
Tak hanya itu, Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600.000 hektare sampai 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019.
Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global merupakan kuncinya.
Rangkaian acara peringatan HPN 2022 yang bakal digelar di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada 5-10 Februari 2022 resmi diluncurkan melalui TVRI Jakarta, Minggu 30 Januari dan rangkaian acaranya telah resmi dimulai.
Perhelatan HPN tahun ini mengambil tema “Sultra Jaya Indonesia Maju” dan Ketua Pelaksana Pusat HPN 2022, Auri Jaya menyatakan, dalam rangkaian acara HPN di Kendari tidak melulu membahas pers tapi juga diisi kegiatan lingkungan.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post