Padahal, lanjut Arif, warna-warni perbedaan pemahaman mestinya menjadi sebuah kekayaan budaya yang luar biasa.
“Lalu, tantangan ketiga, yakni berkembangnya cara pandang, sikap dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan budaya,” bebernya.
Lebih lanjut Arif menyampaikan, ada empat indikator yang menjadi tolok ukur dalam moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan adaptif terhadap tradisi lokal.
“Jika keempat indikator ini bernilai tinggi, maka dipastikan bahwa moderasi beragama di wilayah tersebut sudah baik namun bukan berarti sudah aman,” ucapnya.
“Sebab, jika salah satu indikator di atas tidak diimplementasikan dengan baik, maka bukan tidak mungkin akan terjadi ketidakharmonisan yang kemudian bermuara pada intoleransi, ini bisa terjadi,” sambung Arif.
Tidak lupa, Arif mengajak segenap masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan moderasi beragama guna menangkal intoleransi demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama saat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post