PENASULTRA.ID, JAKARTA – Warga Baduy belakangan ini terancam ular tanah yang juga dikenal sebagai ranjau darat. Racunnya berbahaya dan mematikan. Empat jam saja racun mulai menyebar.
Kalau terlambat ditangani, bagian tubuh yang terkena gigitan, umumnya tangan atau kaki mulai bengkak dan menghitam. Untuk menyelamatkannya diamputasi atau tidak jiwa tidak tertolong.
Serangan ular itu umumnya terjadi di ladang, ketika pembukaan lahan atau musim tanam. Tiga bulan pada penghujung 2023 diketahui 21 warga Baduy terkena gigitan ular. Di antaranya seorang meninggal. Seorang lagi diamputasi kakinya.
Adapun warga Baduy yang terkena gigitan ular itu bernama Darma (38), penduduk Kampung Cipiit, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Dia digigit ketika bekerja di ladang, Jumat lalu. Kemudian dibawa ke Pos Kesehatan Desa dan selanjutnya ke Puskesmas. Di sana tersedia SABU atau serum anti bisa ular.
“Kemarin satu pasien gigitan ular ditangani pakai SABU–Serum Anti Bisa Ular,” kata Muhammad Arif Kirdiat, Minggu pagi 18 Februari 2024.
Kang Arif, begitu sapaan karib Muhammad Arif Kirdiat adalah relawan yang menghibahkan diri untuk Baduy. Dia bersama dua warga Baduy sebagai perwakilan Jumat siang 16 Februari 2024 diundang ke kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat di lantai 4, Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta untuk menerima bantuan SABU.
“Berkat serum, pasien sudah bisa pulang ke rumah tadi pagi. Selamat,” tutur Kang Arif.
Discussion about this post