Menurut Sujonsen, barista yang berasal dari Medan, dalam bursa pariwisata SATTE kali ini dia membawa biji kopi dari Gayo, Mandheling, Lintong, Toraja, Flores, Papua, Jawa, dan Bali.
“Kita menyajikan untuk pengunjung kopi espresso atau kopi hitam agar para pengunjung bisa merasakan cita rasa dari kopi Indonesia. Tetapi juga beberapa pengunjung ada yang meminta untuk ditambahkan susu sehingga kita buatkan kopi susu kekinian dengan flavour yang memang juga sedang trend di Indonesia,” ulas Sujonsen.
Antusias pengunjung untuk mencoba kopi Indonesia di SATTE bisa dilihat dari antrian yang panjang mengular. Barista yang mempunyai kafe AIKE Cerita Kopi di Medan ini mengatakan selama dua hari pelaksanaan SATTE telah menghabiskan 7 kg biji kopi untuk 700 gelas.
Antrian panjang juga terjadi di salah satu sudut Pavilion Indonesia yaitu dimana Didid Stova seorang seniman yang sekarang tinggal di Subang melakukan silhouette cutting.
Pengunjung yang berkunjung ke Paviliun Indonesia bisa meminta untuk dibuatkan siluet wajah di kertas berwarna hitam yang kemudian dilekat disebuah frame dengan durasi tiga menit. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri karena proses dalam pembuatan siluet juga menjadi atraksi bisa disaksikan. Hasil karya siluet bisa menjadi kenangan dari paviliun Indonesia.
Melalui kegiatan itu diharapkan dapat menghubungkan kembali jejaring bisnis industri pariwisata Indonesia, sehingga dapat berkontribusi meningkatkan devisa negara lewat kunjungan wisatawan dari Asia Selatan, khususnya India.
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
https://youtu.be/BXaiQPXT5E8
Discussion about this post