“Sehingga benteng terluas di dunia ini bisa terus dinikmati anak-cucu sampai ratusan tahun ke depan. Pesona magis Benteng Wolio dapat membuka lapangan kerja dengan pemberdayaan warga sekitar untuk pergerakan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Sandiaga.
Selain kegagahan benteng, katanya, ia juga tertarik dengan sistem demokrasi yang diterapkan Kesultanan Buton sejak 1610 silam. Proses pemilihan pemimpin yang dianut Indonesia saat ini sudah lebih dulu diterapkan Kesultanan Buton masa lampau.
“Menariknya, pemilihan pemimpin di Kesultanan Buton dulu dipilih secara demokrasi, jika cakap diteruskan jika seandainya tidak cakap akan dievaluasi,” Sandiaga memungkas.
Untuk diketahui, sebelumnya berkeliling menggunakan sepeda, Sandiaga berziarah ke Makam Sultan Murhum dengan prosesi santiago.
Kemudian lanjut mengunjungi situs batu Popaua, melihat jangkar peninggalan VOC dan masjid Agung Keraton Buton. Lalu mengunjungi sovenir, kuliner dan fashion di area dekat masjid.
Tujuan program ini agar menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia. Kebangkitan ekonomi dari desa-desa untuk membangun Indonesia.
Discussion about this post