PENASULTRAID, JAKARTA – Perkembangan urbanisasi yang pesat kini telah memberikan pengaruh signifikan pada gaya hidup, perilaku sosial, dan kesehatan masyarakat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan, meskipun kehidupan di perkotaan menawarkan berbagai peluang hingga layanan kesehatan yang lebih baik, namun kehidupan di perkotaan juga menimbulkan risiko kesehatan dan bahaya baru untuk masyarakat.
Hal tersebut disebabkan oleh tingginya mobilitas dan tuntutan hidup masyarakat perkotaan yang serba cepat membuat mereka abai terhadap kesehatan fisik dan mental.
Data dari National Center For Biotechnology Information mengungkapkan, persentase masyarakat yang tinggal di perkotaan berpeluang meningkatkan risiko gangguan kecemasan sebesar 21 persen. Sedangkan peningkatan risiko gangguan mood mencapai 39 persen.
Tak heran, dinamika kehidupan yang serba cepat membuat masyarakat kota kurang sadar dalam menjaga asupan gizi.
Discussion about this post