Djunaedi menambahkan, Siwo PWI Jaya lahir sekaligus membentuk pengurus untuk pertama kalinya pada 20 Juli 1966, sekitar tiga bulan menjelang penyelenggaraan Ganefo (Games of the New Emerging Forces), atau pesta olahraga negara-negara berkembang yang diprakarsai Presiden Soekarno.
Ketika itu, rapat terbentuknya Siwo PWI Jaya diadakan di tangga Gedung KONI Pusat Senayan, sekarang berubah menjadi Pusat Perbelanjaan FX Jl. Sudirman, Pintu I Gelora Senayan, Jakarta.
“Sejak berdirinya Siwo, organisasi profesi tersebut termasuk dalam organisasi KONI Pusat bersama induk-induk cabang olahraga, karena ketika itu belum ada Siwo Pusat,” ungkap Djunaedi.
Siwo Jaya sejak kelahirannya selalu berjalan beriringan dengan organisasi olahraga yang ada. Wartawan olahraga tidak hanya sekadar meliput kegiatan, tetapi tutut berperan merangsang lahirnya bibit-bibit atlet dan mendorong terciptanya prestasi. Di antara kegiatan fenomenal Siwo PWI Jaya adalah menyelenggarakan Turnamen Tinju Amatir Sarung Tinju Emas (STE) yang berlangsung rutin setiap tahun di era PB Pertina pimpinan Saleh Basarah, serta invitasi balap sepeda khusus track yang digelar 9 tahun berturut-turut (1988-1996).
Urutan ketua Siwo Jaya, jelas Djun, yang pertama adalah Sondang Meliala (1966-1970), disusul Lukman Setiawan (1970-1972) 3. Sumohadi Marsis (1972-1974), Kasim Aruan (1974-1975), Ardy Syarif (1975-1980), Sam Lantang (1980-1991), Atal S Depari (1991-1999), Ian Situmorang (1999-2001), Gungde Ariwangsa (2001-2004), Kesit B Handoyo (2004-2012), Hari Bukhari (2012-2019) dan Agus Susanto (2019-2024).
Discussion about this post