<strong>PENASULTRA.ID, MEDAN -</strong> Buku "Siwo PWI Jaya, Kejayaan Dalam Kebersamaan. Dari Tangga Gedung KONI Tersebar Ke Penjuru Dunia" merupakan salah satu buku yang diterbitkan untuk memeriahkan HPN 2023 Sumut, berisi sejarah dan sepak-terjang para wartawan olahraga selama berkiprah di lapangan. "Buku itu berisi sejarah terbentuknya perkumpulan wartawan olahraga serta pengalaman meliput di lapangan, baik cerita serius mau pun yang lucu namun berharga," kata editor buku Djunaedi Tjunti Agus. Buku itu memuat 48 tulisan, termasuk 14 cerita singkat berisi pengalaman serius dan lucu, yang ditulis 27 anggota Siwo Jaya. Ketua tim buku HPN 2023, Ismet Rauf menjelaskan, buku yang dicetak selain buku Siwo Jaya itu, adalah Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Pengelolaan Program Uji Kompetensi (UKW) PWI Meningkatkan Standar Kompetensi Wartawan Indonesia karya H. Firdaus Komar. Kemudian buku Usmar Ismail, Dari Wartawan ke Pahlawan Nasional oleh Wina Armada Sukardi, Peranan Pers Dalam Meningkatkan Pariwisata di Sumatera Utara oleh Idris Pasaribu. Poek, Refleksi Pemikiran Tentang Interaksi Sosial, Jurnalisme dan Politik catatan Syamsuddin Haesy. Djunaedi menambahkan, Siwo PWI Jaya lahir sekaligus membentuk pengurus untuk pertama kalinya pada 20 Juli 1966, sekitar tiga bulan menjelang penyelenggaraan Ganefo (Games of the New Emerging Forces), atau pesta olahraga negara-negara berkembang yang diprakarsai Presiden Soekarno. Ketika itu, rapat terbentuknya Siwo PWI Jaya diadakan di tangga Gedung KONI Pusat Senayan, sekarang berubah menjadi Pusat Perbelanjaan FX Jl. Sudirman, Pintu I Gelora Senayan, Jakarta. "Sejak berdirinya Siwo, organisasi profesi tersebut termasuk dalam organisasi KONI Pusat bersama induk-induk cabang olahraga, karena ketika itu belum ada Siwo Pusat,” ungkap Djunaedi. Siwo Jaya sejak kelahirannya selalu berjalan beriringan dengan organisasi olahraga yang ada. Wartawan olahraga tidak hanya sekadar meliput kegiatan, tetapi tutut berperan merangsang lahirnya bibit-bibit atlet dan mendorong terciptanya prestasi. Di antara kegiatan fenomenal Siwo PWI Jaya adalah menyelenggarakan Turnamen Tinju Amatir Sarung Tinju Emas (STE) yang berlangsung rutin setiap tahun di era PB Pertina pimpinan Saleh Basarah, serta invitasi balap sepeda khusus track yang digelar 9 tahun berturut-turut (1988-1996). Urutan ketua Siwo Jaya, jelas Djun, yang pertama adalah Sondang Meliala (1966-1970), disusul Lukman Setiawan (1970-1972) 3. Sumohadi Marsis (1972-1974), Kasim Aruan (1974-1975), Ardy Syarif (1975-1980), Sam Lantang (1980-1991), Atal S Depari (1991-1999), Ian Situmorang (1999-2001), Gungde Ariwangsa (2001-2004), Kesit B Handoyo (2004-2012), Hari Bukhari (2012-2019) dan Agus Susanto (2019-2024). Djunaedi menyebut, para anggota Siwo PWI Jaya selain ada yang masih aktif di dunia pers, ada bermukim di luar negeri, jadi pengusaha dan jadi duta besar. "Usai HPN teman-teman ingin kumpul bersama sekaligus meluncurkan buku sejarah Siwo itu,” tandas Djunaedi. <strong>Editor: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/btie5KHCnrM
Discussion about this post