<strong>PENASULTRAID, KONAWE SELATAN</strong> - Ketua Persatuan Advokat Indonesia (Persadin) Sulawesi Tenggara (Sultra), Adi Yusuf mengancam bakal mensomasi sejumlah pihak terkait munculnya nama yang diduga merupakan 'honorer siluman' pada hasil pengumuman calon Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) baru-baru ini. Mereka yang bakal disomasi tersebut masing-masing Sekretaris Daerah (Sekda), Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konsel. Adi menyebut, honorer siluman tersebut salah satunya mengisi formasi khusus penata layanan operasional di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dikbud Konsel. Dalam pengumuman yang disampaikan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) Pengadaan ASN tahun 2024, terdapat 29 orang yang ikut tes berminat mengisi formasi tersebut. Namun, Pemkab Konsel hanya mendapatkan jatah lima orang staf P3K saja pada formasi itu. Menurut Adi, empat dari lima orang yang sudah dinyatakan lulus tersebut diketahui tidak pernah mengabdi di Dikbud maupun di instansi perkantoran lingkup Pemkab Konsel. "Iya, kami sudah cek. Ada yang setiap hari sebagai honorer di Dinas PK Konsel tetapi tidak lolos sebagai CASN K2. Anehnya yang lolos di pengumuman adalah mereka yang tidak pernah honor di Dinas tersebut," beber Adi kepada awak media, Rabu 8 Januari 2025. Dengan adanya pengumuman yang telah dikeluarkan oleh BAKN dan ditindaklanjuti BKPSDM Konsel tersebut, kata Adi, sangat riskan. Sebab, perlu dipertanyakan siapa yang membuatkan mereka SK termasuk slip gaji sehingga mereka dapat mengikuti tes seleksi. Sementara, mereka tidak pernah honor. "Saya kira Pemda Konsel telah membuka ruang untuk mereka yang sudah berijazah sarjana dan telah mengabdi di Konsel, tetapi justru yang diluluskan adalah mereka yang tidak tercatat sebagai honorer," tekannya. Sementara itu, salah satu peserta seleksi P3K Konsel yang dinyatakan tidak lulus mengaku dirinya mendaftar di formasi khusus tersebut. Semula ia optimis bakal diterima sebagai ASN P3K lantaran telah lama mengabdi di Konsel. "Saya tidak tahu apa kendalanya. Yang pasti saat mendaftar, saya optimis bakal menjadi ASN. Tapi, faktanya harus bersabar lagi," tutur peserta itu tanpa mau menyebutkan namanya kepada awak media ini. <strong>Penulis: Pyan</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ml6XuR4xCUg?si=49eRpKFAe4W6dGMF
Discussion about this post