<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hj Nur Endang Abbas mengapresiasi terselenggaranya Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai bentuk mengukur sejauh mana tingkat profesional para wartawan yang selama ini menjalankan tugas mulia menyampaikan informasi akurat. Secara umum pemerintah provinsi telah terbantukan atas kerja cepat dan akurat para pewarta dalam mengawal proses pembangunan. Pemprov Sultra butuh kritikan yang konstruktif. Ia memuji kerja-kerja intelektual Wartawan. Segala sesuatu berkaitan dengan pemerintahan tingkat kabupaten dan kota ada di media koran, online serta media lainnya. Sehingga tiap pagi mesti baca koran untuk mengetahui apakah pemerintahan masih on the track atau sudah keluar jalur. Endang berpesan agar para pewarta di era digital tidak hanya mengandalkan kecepatan dalam merilis berita, juga harus berpegang teguh pada ketepatan dan akurasi berita. Sebab, semua berita yang sudah disiarkan akan di baca seluruh dunia. Olehnya itu melalui UKW ini akan terlihat apakah sudah memenuhi standar ataukah belum. Jika belum maka harus ujian lagi dan belajar secara berkelanjutan. "Saya apresiasi kegiatan ini. Kami di pemerintahan sangat terbantukan atas kerja intelektual wartawan. Saya pun tiap pagi masih baca koran, tujuannya untuk memastikan apakah pemerintah berjalan sesuai harapan atau tidak,” ungkap Endang saat membuka kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) disalah satu Hotel Kendari, Rabu 3 Maret 2021. Endang menambahkan, wartawan merupakan mitra strategis dalam melakukan percepatan pembangunan. Ia berharap, semua peserta UKW dapat dinyatakan kompeten sehingga ke depan dapat menjaga marwah profesi mulia ini. Ketua PWI Sultra, Sarjono mengatakan UKW merupakan komitmen bersama untuk menjaga marwah jurnalis. Sebab saat ini profesi wartawan sedang menghadapi terpaan berita bohong diberbagai media sosial. Wartawan senior Antara ini menjelaskan, UKW gelombang pertama tahun 2021 ini diikuti 60 peserta yang terbagi sembilan kelas. Ada jenjang Utama, Madya dan Muda. Pesertanya datang dari berbagai media. Pihaknya juga mengakui masih banyak peminat UKW yang belum terakomodir, namun jangan berkecil hati karena UKW akan terus digelar. “UKW bertujuan untuk menata profesi agar lebih profesional dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistik. Untuk itu terima kasih kepada Dewan Pers, PWI Pusat dan Pemprov Sultra yang sudah memberikan dukungan kepada PWI Sultra sehingga kegiatan ini berjalan sesuai rencana,” ucapnya. Direktur UKW PWI Pusat, Rajab Ritonga, memaparkan keberadaan profesi wartawan yang terbuka untuk semua latar belakang keilmuan. Jangan heran ada wartawan berpendidikan dokter, teknik sipil, guru dan bahkan SMA. Olehnya itu, inilah pentingnya UKW untuk menguji kemampuan apakah kompeten atau tidak. Sebab, wartawan profesional harus paham Kode Etik Jurnalis dan UU Pers No. 40 Tahun 1999. Selama dua hari ini akan dipantau kapasitas dalam menghadapi semua materi ujian. Materi ujiannya tidak berat. Karena masih seputar tugas kewartawanan. Bagaimana menulis berita sesuai kaidah jurnalis, paham aturan perundang-undangan dan melek teknologi. "Harapannya semua lulus UKW,” harap Prof Rajab. Sementara itu, Anggota Dewan Pers, Agung Darmajaya mengaku UKW tahun lalu tertunda karena Covid-19. Tahun ini terselenggara dengan protokol kesehatan ketat. Agung menjelaskan, UKW bukanlah sesuatu yang luar biasa karena semua materinya sudah ada jawabannya. Ia menjelaskan, UKW bukan produk Dewan Pers tapi kepakaran bersama komunitas pers, yakni AJI, PWI, IJTI dan lainnya. Tujuannya baik untuk mengangkat harkat dan martabat profesi. Sebab sejauh ini apalagi era digital banyak yang melanggar aturan. “Ini profesi terhormat. Ingat juga profesi ini terbuka untuk siapa saja, makanya perlu UKW. Kita harus jujur juga bahwa kita juga tercederai oleh ulah oknum-oknum yang tidak menjaga kehormatan kita," jelasnya. <strong>Penulis: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=oPZj98jH0KQ
Discussion about this post