<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI -</strong> PT. Tiran Mineral telah memiliki izin yang lengkap sebagaimana release Dinas Kehutanan, Wakapolda Sultra (hasil investigasi) dan Dinas ESDM Sultra. Wakapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol. Waris Agono menegaskan bahwa izin PT. Tiran Mineral lengkap. Ia mengakui telah memerintahkan personil untuk melakukan pengecekan dikawasan tersebut. Dari sisi UU Kehutanan (P3H) sudah aman dari dugaan menambang dalam kawasan hutan. Artinya Perusahaan telah memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). "Dari sisi UU Minerba sudah aman dari dugaan menambang tanpa IUP," ungkapnya. Ia menyebut dalam lokasi PT. Tiran Mineral, tidak terjadi penambangan namun kegiatan pematangan lahan untuk pembangunan kawasan industri smelter. "Sudah saya cek ke tim, hasilnya juga mengenai penjualan ore nikel telah memiliki izin penjualan dari menteri," ujarnya. Sementara itu, Dinas Kehutanan Sulawesi Tenggara (Sultra) telah meluruskan mengenai isu penambangan Ilegall yang menimpa PT. Tiran Mineral. Aktivitas penambangan dalam Desa Lasolo Kabupaten Konawe Utara (Konut), telah mendapat persetujuan dari menteri dan rekomendasi gubernur Sultra. Kabid Pemanfaatan Hutan, Dinas Kehutanan Sulawesi Tenggara, Beni Rahardjo mengatakan izin IPPKH dalam penggunaan kawasan PT, Tiran Mineral sudah tuntas dan tak ada persoalan. "Sudah lengkap kok izinnya kalau di Kehutanan Sultra. Ini sudah melalui analisis fungsi dari Balai Kawasan Hutan, Biro Hukum dan ini mendapat rekomendasi dari gubernur lalu izinnya ke menteri. Jadi ini sudah prosedural," katanya. Beni mengungkapkan, PT. Tiran Mineral memang sedang menggarap smelter pabrik industri. Berkaitan dengan izin di Kehutanan sudah tuntas. Ia juga telah mendengar kabar bahwa izin-izin lain sudah juga diselesaikan. Karena tak mungkin izin lainnya tak keluar, dan kemudian akan mendapat IPPKH. "Saya pikir memang sudah resmi PT. Tiran Mineral ini. Karena disana kan akan dibangun smelter," ulasnya. Hal itu juga dibenarkan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dinas ESDM Sultra menegaskan bila kelengkapan izin PT. Tiran Mineral sudah ada dan lengkap. Izin operasi PT. Tiran Mineral tertuang dalam IPPKH No SK.301/KLHK/Setjen/PLA.0/6/2021. Dan izin IUP P No. 255/I/IUP/2021. “Perlu dijelaskan bahwa sesuai regulasi yang ada adalah menambang di areal tambang biasa, seperti wilayah kawasan hutan maupun Apl maka nama izinnya adalah IUP. Sedangkan kalau penambangan mineral di areal kawasan industri maka nama izinnya adalah IUP P," jelas Kadis ESDM Sultra Andi Asis. Sebagai informasi, Tiran Grup telah melakukan investasi besar-besaran dalam suatu Kawasan Industri berbasis smelter nikel. Sebagai tahap pertama, perusahaan rising star yang sedang tumbuh pesat di wilayah timur Indonesia ini telah menandatangani kontrak pembangunan satu dari empat line smelter senilai Rp 4,9 triliun antara PT. Andi Nurhadi Mandiri (PT.Tiran Group) dengan Tonghua Jianxin Technology Co. Ltd asal China. Sementara itu, Humas Tiran Group Wilayah Sutra, H. La Pili saat dikonfirmasi perihal aksi demo PT. Tiran Mineral di Konawe Utara (Konut), mengatakan bahwa yang aksi demo dengan mengangkat terus isu persoalan sama, sepertinya mereka kurang paham atas apa yang terjadi disana. Karena semua kegiatan di lokasi saat ini adalah bagian tahapan untuk menuju kesiapan pembangunan smelter itu sendiri. "Dan semua aktifitas kami di lokasi pembangunan smelter yang sedang dirintis tersebut, kita memiliki legalitas aturan yang melindungi dan lengkap dokumennya. Dan itu juga sudah dijelaskan lansung oleh Wakapolda, Dishut Propinsi, dan dari Dinas ESDM Sultra," bebernya. Tapi dokumen itu, sambungnya, tidak harus kita perlihatkan dimana-mana. Silahkan saja mereka cek di instansi terkait. "Nanti kalau ada pihak instansi yang berwenang sesuai kebutuhan dipersyaratkan pastilah kami akan perlihatkan atau sertakan itu dokumen. Jadi sekali lagi dokumen itu bukan untuk mau diumbar kemana-mana," jelas La Pili. <strong>Penulis: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/F24D81opOGY
Discussion about this post