Guru penggerak telah berperan ganda dalam memajukan Indonesia. Berbagai komunitas belajar telah terbangun koneksi komunikasi bersama rekan guru di seluruh sekolah. Lebih jauh, mengelaborasi praktik pembelajaran sehingga mendorong peningkatan percaya diri, leadership dan kemampuan pikiran (intelektual) murid di sekolah.
Seperti kisah Salbiati, seorang guru penggerak di pesisir Dompu Pulau Sumbawa. Kisah yang mengharukan itu, telah memotivasi seluruh rekan-rekan guru di sekelilingnya. Salbiati, setiap ke sekolah selalu tepat waktu dan membuka ruang diskusi positif. Kegiatan olahraga dan berbagi pengalaman motivasi guru dalam kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam maupun luar sekolah.
Hal itulah, yang membuat Salbiati yakin sebagai guru penggerak dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong well-being ekosistem pendidik di sekolah. Salbiati, penyandang Guru penggerak tersebut, masuk dalam kategori guru yang sangat diharapkan dan dibanggakan oleh Kemendikbud Ristek karena rekam jejaknya mampu menjadi pemimpin-pemimpin pendidikan di Pulau Sumbawa.
Tentu hal itu, indikator keberhasilan program guru penggerak Kemendikbud Ristek demi masa depan gemilang yang mewujudkan generasi unggul Indonesia Pintar dan Maju. Salbiati bercerita kalau untuk menjadi Guru Penggerak, harus mengikuti pendidikan guru penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama yang dilaksanakan oleh Kemendikbud Ristek.
Proses itu, telah menempa Salbiati untuk giat lakukan terobosan dalam peningkatkan kapasitas kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Apalagi, selama ini, kita harus berbagi pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstuktur, dan menyenangkan sehingga pendidikan Indonesia menjamin contoh kemajuan sumber daya manusianya.
Kebijakan program guru penggerak menentukan arah pendidikan Indonesia. Kini berhasil mendapatkan predikat berhasil. Tentu, keberhasilan itu bergantung pada upaya berbagi pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak. Ditambah, mendapatkan bimbingan dan mentoring dari pengajar pendamping pendidikan.
Indonesia pintar dan maju menunjukan kebanggaan tersendiri. Karena guru penggerak sejumlah puluhan ribu tersebar diberbagai tingkat sekolah, mulai guru TK, SD, SMP, dan SMA dan SLB.
Keseluruhan proses pembelajaran berlangsung selama 306 jam pelajaran (JP) di sekolah-sekolah yang dijalankan dalam kurun waktu 12 bulan. Selain itu Guru Penggerak bertindak sebagai chalengge program, fasilitator, instruktur, pengajar praktik, dan sumber motivasi siswa.
Guru Penggerak telah mendedikasikan dirinya dalam upaya membangun peradaban Indonesia maju yang lebih baik. Bukan hanya mengajar dan mendidik atau membahas kurikulum dan hasil belajar, namun untuk melahirkan generasi pembaharu yang akan menjawab panggilan dan tantangan zaman, baik masa kini maupun masa depan.
Melalui Program Guru Penggerak, pemerintah sudah menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, membangun ekosistem pendidikan di Indonesia yang merdeka dalam belajar serta selalu berpihak kepada peserta didik.
Berpihak kepada murid inilah yang harus menjadi orientasi utama setiap pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia. Program pendidikan guru penggerak memantapkan empat pilar pendidikan, yaitu kepemimpinan, pembelajaran sosial dan emosional, serta komunitas praktik.
Guru penggerak sudah memberikan output pendidikan untuk wujudkan rasa nyaman, bahagia kepada para peserta didik yang semuanya itu dapat ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif. Bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan.
Discussion about this post