Sempat diperiksakan ke dokter, dan diagnosa dokter dehidrasi akut. Memang kemungkinan besarnya adalah benar, karena Agus tidak terbiasa minum air putih.
“Saya sejak dulu terbiasa minum kopi pahit,” ucap Agus menjawab pertanyaan banyak orang.
Obatpun diberikan meski tidak biasa minum obat, namun dengan berat hati harus dikonsumsi juga.
Walau tubuh melemah, semangat itu tidak pernah padam. Perjalanan berlanjut ke Palangkaraya, Tabalong, Penajam, Balikpapan, Samarinda, Tanjung Selor, Sebawang dan menyeberang ke Tarakan.
Nyatanya, menggapai impian berbekal tekad, niat dan semangat saja tidaklah cukup tanpa dukungan tubuh yang sehat. Kondisi makin melemah diantara waktu menunggu jadwal ferry yang akan membawa menuju Tolitoli, Sulawesi.
Dengan berat hati, kami harus meninggalkannya pada keluarga besar Agus di Tarakan, agar tidak membahayakan jiwanya dalam perjalanan.
Berharap, agar Agus Blues bisa memulihkan tubuh dan segera menyusul hadir pada hari perayaan HPN (Hari Pers Nasional) 2022 yang dilaksanakan di Kendari.
Siapa sangka, Agus Blues memilih ingin kembali ke Depok daripada tinggal di Tarakan. Sangat terkejut melihat drastisnya penurunan kesehatan Agus, seperti orang terserang stroke, berjalan mulai di papah dan lebih terkejut setelah mengetahui kabar ada cancer sudah mencapai stadium 4, tidak lama berubah naik kelas menjadi 4B. Raut wajahnya semakin tirus, mata nampak hanya ingin tidur.
Tentu ini tidak ujug-ujug terjadi, dan setelah mengetahui kabar dari cerita teman-teman dekatnya, bahwa Agus Blues sudah mengetahui ada masalah pada kesehatannya 5 tahun yang lalu.
Discussion about this post