PENASULTRA.ID, JAKARTA – Di tengah pesatnya laju transformasi digital, kesenjangan akses teknologi masih menjadi tantangan nyata di Indonesia. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, sekitar 70 persen masyarakat Indonesia belum memiliki literasi digital yang memadai.
Kesenjangan ini bahkan lebih terasa di kalangan perempuan, yang kerap menghadapi tantangan lebih besar dalam mengakses dan menguasai teknologi.
Menjawab tantangan tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengambil peran aktif. Melalui berbagai programnya, IOH tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia di berbagai pelosok negeri, dengan SheHacks sebagai inisiatif unggulan yang secara khusus menyasar perempuan.
Sebelum SheHacks, IOH telah lebih dulu membuka pintu bagi generasi muda melalui dua program unggulan yakni IDCamp dan Generasi Terkoneksi (GenSi).
IDCamp dirancang untuk mencetak talenta developer dengan menyediakan pelatihan coding gratis dan fleksibel secara daring.
“Kami ingin memastikan setiap orang, di mana pun mereka berada, bisa belajar coding dan memiliki jalur karier yang jelas di sektor teknologi,” kata Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalisumapa IOH.
Sementara itu, GenSi berfokus pada literasi digital di wilayah-wilayah yang jarang tersentuh, seperti Solo, Maumere, hingga Jayapura.
Program ini bekerja sama dengan universitas dan pemerintah daerah untuk membangun pemahaman kritis anak muda, dengan tema-tema yang relevan seperti “AI, Teman atau Lawan?”. Namun, IOH menyadari bahwa perlu ada pendekatan yang lebih spesifik untuk menjembatani kesenjangan digital di kalangan perempuan.
Komitmen IOH terhadap pemberdayaan digital mengalir kuat melalui program SheHacks. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga menyediakan dukungan holistis. Dengan bimbingan, jaringan komunitas, dan modul yang dapat diakses bahkan di daerah dengan infrastruktur terbatas, SheHacks memastikan inklusivitas tetap menjadi fondasi utamanya.
“Melalui SheHacks, kami membuka akses bagi perempuan untuk mempelajari keterampilan digital yang relevan, mulai dari digital marketing hingga AI, dengan pendekatan yang praktis dan terjangkau,” jelas Swandi Tjia.
“Kami percaya, dengan memberikan mereka bekal yang tepat, perempuan dapat menjadi motor penggerak ekonomi digital di komunitasnya masing-masing,” Swandi menambahkan.
Discussion about this post