PENASULTRAID, BAUBAU – Rahmat Safi, salah satu ahli waris lahan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Wajo, Kota Baubau akhirnya angkat bicara menyikapi postingan video viral terkait aktivitas para siswa dan guru yang terlihat sibuk memindahkan sejumlah lemari, meja hingga kursi dari ruang kelas pada Jumat 3 Januari 2025 pagi.
Menurut Rahmat, video yang diduga telah dibuat oleh salah seorang guru SDN 2 Wajo tersebut sangat menyudutkan para ahli waris. Pasalnya, dengan adanya video yang dibuat sepihak itu, ahli waris seolah-olah tidak punya jiwa sosial.
“Ini harus disikapi. Sebab, dengan adanya video tersebut kami ahli waris dibuat seperti tak punya karakter dan tak peduli sosial. Padahal, kami sudah cukup bijak dan berbaik hati selama ini dengan Pemkot Baubau,” tegasnya, Sabtu 4 Januari 2025 malam.
Rahmat menyebut, sengketa lahan SDN 2 Wajo sebenarnya telah lama berlangsung sejak 1976 silam dan telah usai pasca keluarnya putusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara (Sultra) bernomor 87/Pdt/2021/PT.Kdi pada 15 September 2021 lalu.
Putusan Pengadilan Tinggi tersebut menguatkan putusan Pengadilan Negeri Klas I B Baubau Nomor 02/Pdt.G/2021/PN.Bau pada 13 Juli 2021.
“Ahli waris sudah dua kali menang di dua tingkatan pengadilan hingga kini telah inkrah,” tekannya.
Dalam perjalanannya, kata Rahmat, ahli waris telah mengajukan eksekusi lahan seluas 1.357 m2 dari seluruh luasan 2.288 m2 yang diklaim oleh SDN 2 Wajo selama ini. Namun, karena budi baik dari ahli waris, permintaan eksekusi pada Maret 2023 di Pengadilan tersebut urung dilakukan.
“Jadi, bukan Pemkot Baubau yang berbaik hati kepada kami. Tetapi, ahli warislah yang selama ini telah bijak dan berbaik hati kepada Pemkot Baubau,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini juga, Rahmat kembali menegaskan, di rapat negosiasi yang digelar Pemkot pada Jumat 20 Desember 2024 lalu dirinya telah menyampaikan bahwa tanggung jawab kakek dan nenek mereka ada di pundak para ahli waris.
“Pasti mereka sedih jika dengar ada kejadian seperti ini, kalau misalnya mereka punya warisan dinilai dengan tidak layak. Dengan cerita itu, kami anak dan cucunya akan tegak berdiri membela hak kakek dan nenek kami,” pungkas Rahmat.
Discussion about this post