Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan nasional, karena apabila terjadi kekurangan pangan tidak hanya berdampak negatif pada kondisi sosial ekonomi tetap juga dapat menimbulkan instabilitas politik.
Ketiga; Program SIKKATO ini akan menimbulkan dampak ekonomi yang baik bagi para pelaku usaha kuliner tradisional. Tentu juga akan berdampak baik pada petani yang menanam bahan dasar makanan-makanan tradisional tersebut. Seperti petani yang menanam ubi, jagung dan sagu.
Keempat: Program SIKKATO akan membangkitkan gairah atau semangat masyarakat kita untuk kembali mengkonsumsi makanan lokal non-beras. Sebagaimana diketahui akibat pengagungan terhadap komoditi beras, terutama dimasa orde baru disebagian kecil masyarakat kita ada rasa minder untuk mengkonsumsi makanan tradisional non-beras. Seolah-olah secara sosiologis makan makanan itu tidak modern, tidak kota, kampungan.
Aneksasi SIKKATO bukan saja datang dari beras, tapi dari makanan-makanan impor lainnya seperti Pizza, McDonald’s, dan western food lainnya. Sikap mengagungkan beras ini mengakibatkan kita menjadi importir beras hingga saat ini.
Kelima; Program SIKKATO akan menghindarkan tanaman-tanaman pangan lokal tradisional seperti pohon sagu (Metroxylon sagu) dari kepunahan.
Seperti kita ketahui akibat kebutuhan akan lahan dengan alasan pembangunan. Setiap tahunnya ratusan ribu hektar lahan pertanian dan kehutanan kita di konversi dari fungsi aslinya. Akibat konversi itu Kita saat ini di Sultra sudah jarang menemukan hutan sagu.
Demikianlah beberapa kelebihan program SIKKATO warisan Asrun-Musadar ini yang menurut hemat penulis layak untuk diteruskan.
Lalu mengapa tidak diteruskan oleh Pemimpin Kota Kendari saat ini? Tentu bukan kapasitas penulis untuk menjawabnya. Penulis hanya ingin menyampaikan bahwa selaiknya setiap legacy yang baik dari Pemimpin sebelumnya dilanjutkan oleh Pemimpin pelanjutnya.
Demi untuk keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Tentu saja dengan mengesampingkan sikap dan perbedaan politik masing-masing Pemimpin.(***)
Penulis: Mahasiswa Pascasarjana UHO/Penggemar SIKKATO
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post