Ide toleransi yang berkembang pun bukanlah ide menurut perspektif Islam melainkan merujuk pada faham liberalisme sekulerisme. Akhirnya, umat islam akan dipaksa untuk berfikir dan bersikap ala standar liberal yang rusak dan menyesatkan.
Sebagai contoh, Murtad atau keluar dari agama Islam dalam tinjauan toleransi liberal, tentu wajib di toleransi karena adanya ide kebebasan beragama bebas mau beragama apa saja apalagi diperkuat dengan dialog lintas agama, semakin sulit lah umat islam untuk mencegahnya karena akan dianggap intoleran alias membenci agama tertentu.
Padahal, jelas Al-Qur:an disebutkan dalam TQS Al-baqarah : 217, “. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Contoh lain, kita diharuskan bersikap toleransi kepada wanita muslimah yang menikah dengan lelaki Non Muslim. Dan dianggap tidak toleran karena merusak ikatan cinta dua makhluk. Sekali lagi, Allah SWT mengingatkan kita dalam TQS. Al-Baqarah : 221.
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran”.
Jadi, kebijakan moderasi beragama harus kita pandang dalam perspektif global bukan lokal. Moderasi beragama adalah bagian dari strategi barat khususnya Amerika Serikat dalam rangka menghalangi umat islam bangkit lagi dalam bentuk institusi negara dan untuk mempertahankan sistem demokrasi sekuler yang ada di negeri-negeri islam agar semakin memudahkan mereka untuk menjajah negeri ini baik pemikiran maupun kekayaan alam yang kita miliki. Wa’allahu’Alam Bisshowaab.(***)
Penulis: Pemerhati Sosial Asal Konawe
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post