Menarik, kita akan melihat bahwa proyek moderasi beragama adalah proyek yang mengedepankan kebersamaan tanpa ada diskriminasi antar umat beragama. Misal, adanya pernyataan ‘moderasi beragama dapat memoderasikan cara berpikir dan cara pandang’ maka akan muncul pertanyaan cara berfikir yang seperti apa dan bagaimana sudut pandangnya. Ini kan harus jelas kaidahnya atau landasan berfikir dalam mengambil sikap.
Selain itu, sebagai umat beragama yang hidup di negeri majemuk, maka harus mengedepankan toleransi. Ini juga belum jelas ide toleransi yang dimaksud seperti apa. Apakah mengikuti budaya atau tata cara ibadah agama lain disebut toleransi atau sebaliknya kita akan disebut intoleran ketika tidak berpartisipasi. Atau malah membiarkan seseorang dengan sikap yang bertentangan dengan moral berarti kita menghargai atau menghormati orang tersebut dan akan dituduh intoleran ketika membencinya.
Jika ditelisik dari sisi lain, sebenarnya ide moderasi ini justru proyek yang merusak umat beragama khususnya aqidah umat islam itu sendiri. Istilah Moderate berasal dari epistemologi Barat yang memiliki prinsip jalan tengah, berfaham sekulerisme dan pluralisme, mencampuradukkan agama dengan tradisi yang bertentangan dengan aqidah, memberikan ruang bagi penista agama, dan melakukan tuduhan-tuduhan tendensius yang sejatinya umat Islamiah tumbalnya.
Ide toleransi yang berkembang pun bukanlah ide menurut perspektif Islam melainkan merujuk pada faham liberalisme sekulerisme. Akhirnya, umat islam akan dipaksa untuk berfikir dan bersikap ala standar liberal yang rusak dan menyesatkan.
Sebagai contoh, Murtad atau keluar dari agama Islam dalam tinjauan toleransi liberal, tentu wajib di toleransi karena adanya ide kebebasan beragama bebas mau beragama apa saja apalagi diperkuat dengan dialog lintas agama, semakin sulit lah umat islam untuk mencegahnya karena akan dianggap intoleran alias membenci agama tertentu.
Padahal, jelas Al-Qur:an disebutkan dalam TQS Al-baqarah : 217, “. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Discussion about this post