Merujuk laporan hasil reviu tata kelola PSN pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama Triwulan IV 2024 dengan cut off progres per 22 November 2024, yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sultra disebutkan bahwa pembangunan Smelter PT Ceria sejak 2019-2024 masih konstruksi dengan progres telah mencapai 97,05%.
Realisasi capaian target diukur berdasarkan 13 indikator di antaranya; penyiapan proyek, penyediaan lahan, tata ruang, pendanaan proyek, jaminan pemerintah, perizinan/nonperizinan, pengutamaan komponen dalam negeri, pembangunan fisik, pengawasan dan pengendalian proyek, regulasi proyek, cipta kerja, dan pemanfaatan.
Selain progres konstruksi smelter, pada kesempatan itu, Asrun juga mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter Ceria Group yang bersumber dari PLTA Bakaru (dalam jaringan transmisi PLN) yang dinyatakan dengan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC).
Mantan Kadis Dikbud Sultra itu juga menyaksikan langsung keberadaan Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW yang telah bersandar di Terminal Khusus Wolo.
Adapun, BMPP ini sudah terkoneksi dengan jaringan PLN Kolaka untuk menjaga keandalan dan stabilitas listrik smelter Ceria Group.
Penjabat (Pj) Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah bahkan menegaskan bahwa Ceria merupakan salah satu industri pertambangan nasional yang memanfaatkan 100 persen tenaga kerja dari puta putri terbaik Indonesia.
“Ceria telah berkontribusi besar di Kabupaten Kolaka. Bahkan, saat ini semua masyarakat di Wolo sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan,” ujarnya.
Dengan melihat progres smelter ‘Merah Putih’ yang sudah hampir rampung, Fadliansyah berharap smelter RKEF Ceria bisa segera beroperasi.
Discussion about this post